Thursday, June 30, 2016

Kerja Tanda Syukur

Oleh: Prof Dr Komaruddin Hidayat
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah

COBA perhatikan Surat Saba ( 34:13) yang artinya begini: Bekerjalah hai keluarga Dawud sebagai tanda syukur. Sedikit dari hamba-hambaKu yang menjadi pribadi suka bersyukur.

Dalam ayat ini bekerja merupakan tanda syukur. Jadi, bagaimana memahami cara dan sikap bersyukur? Mari kita lihat pengalaman sehari-hari dalam kehidupan rumah tangga.


Kalau ada anak minta komputer, pasti orangtua akan senang jika anak menggunakan pemberian komputer itu secara benar dan optimal untuk mendukung proses belajarnya. Jika hanya untuk main-main, berarti dia tidak memanfaatkannya secara benar.

Jadi, bersyukur itu menggunakan anugerah Tuhan agar hidupnya lebih produktif. Tidak cukup hanya memperbanyak ucapan verbal alhamdulillah.

Allah memberikan perangkat organ tubuh sangat canggih dan tak ada yang menjualnya. Sejak dari tangan, kaki, panca indera, otak dan lain-lainnya yang tak mampu kita menghitungnya.

Sebagai tanda syukur, kita wajib memfungsikannya sesuai saran permintaan Sang Pemberi, yaitu untuk kerja produktif dan tolong menolong. Berulangkali Alquran menyatakan tanda-tanda orang yang benar dalam menjalani agama adalah mereka senang berderma, membantu anak-anak miskin, memerdekakan mereka yang hidupnya tertindas.

Semua itu sulit dilaksanakan kalau kita miskin ilmu, miskin harta, dan tidak memiliki kewenangan politik untuk menyalurkan kekayaan negara di jalan yang benar. Maka relevan sekali perintah Allah (62:10), apabila sudah selesai melaksanakan shalat, maka berteberanlah di muka bumi. Bekerjalah untuk menjemput karunia Allah dengan tetap selalu mengingat Allah, semoga kalian beruntung.

Ayat ini menyuruh kita jangan tinggal berlama-lama di masjid lalu enggan bekerja. Tentu saja tak ada larangan i’tikaf di masjid jika memang itu sudah direncanakan, misalnya sewaktu kita pergi umrah ataupun malam hari itikaf di masjid.

Kita berdiam lama di masjid untuk berdzikir, salat sunnah ataupun ikut pengaajian. Tetapi jika kita menghitung waktu ibadah salat wajib lima waktu, mungkin sehari semalam tak akan lebih memakan waktu dua jam.

Semuanya amal saleh, selama saleh niatnya, saleh tujuannya, dan saleh proses mencapainya. Saleh artinya benar dari sisi niat, benar metodenya, dan benar tujuannya yang pada urutannya mendatangkan manfaat dan keberkahan.

Orang yang hanya memperbanyak ibadah ritual mengejar akhirat tetapi tidak membangun kemakmuran dunia, jangan-jangan akhiratnya lepas karena kebaikan akhirat itu akumulasi amal saleh di dunia.

Dalam pandangan Tuhan, kekayaan itu akhirnya bukan terletak seberapa banyak seseorang mampu mengumpulkan ilmu dan harta. Tetapi seberapa banyak ilmu dan harta menyejahterakan hidup bersama.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah bersabda, andaikan kemiskinan dan kefakiran itu menjelma menjadi sosok manusia, kemanapun berada akan dibenci dan dimusuhi. Maka usirlah kemiskinan dan kefakiran dengan menciptakan banyak lapangan kerja dan mengusir kemalasan, bukannya mengusir orang miskin serta orang fakir. (*)


Dikutip dari koran Surya, 25 Jan 2016

Monday, September 15, 2014

Apa Yang Harus Kita Lakukan Saat Menginjak Usia 40 Tahun ?

Apa Yang Harus Kita Lakukan Saat Menginjak  Usia 40 Tahun ? Sebuah pertanyaan yang tentunya harus kita jawab oleh kita sendiri. Intinya kita harus melakukan refleksi diri tentang apa yang sudah kita lakukan dan mau apa setelah usia kita mencapai usia matang 4o tahun. Semoga menjadi bahan renungan dan inspirasi kita menuju ketaqwaan pada Allah SWT.

“Sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya mencapai EMPAT PULUH TAHUN, ia berdoa: Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat berbuat amal salih yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri “ (Al Ahqaf: 15).

1. Memperbanyak doa

Imam Asy Syaukani menjelaskan tentang ayat di atas, ”Dalam hal ini ada dalil bahwa hendaklah seseorang yang mencapai usia 40 tahun memperbanyak doa-doa tersebut”.
Yakni doa dan permohonan agar mendapatkan ilham serta azam yang kuat dan pertolongan Allah, untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmatNya, dan untuk melaksanakan amal salih yang diridhaiNya. Imam Al Qurthubi menjelaskan, ”Allah menyebutkan bahwa orang yang telah mencapai usia 40 tahun maka telah tiba saat baginya untuk mengetahui nikmat Allah yang ada padanya dan pada kedua orang tuanya serta mensyukurinya”.
Demikian pula doa agar Allah memperbaiki anak keturunannya. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa ada seorang lelaki yang mengadukan anaknya kepada Thalhah bin Musharrif. Thalhah berkata kepadanya, ”Mintalah tolong dalam masalah anakmu dengan ayat Rabbi auzi’ni an asykura….

2. Memperbanyak kewaspadaan

Ibnu Katsir meriwayatkan, bahwa ketika Imam Masruq ditanya, ”Kapan seseorang diadzab karena dosa-dosa yang dilakukannya?” Beliau menjawab, ”Jika engkau telah mencapai usia 40 tahun, maka hendaklah engkau selalu waspada”.

3. Mempersiapkan kematian
Imam Malik berkata, ”Aku mendapatkan para ahli ilmu di negeri kami, mereka mencari dunia dan berbaur dengan manusia, namun ketika di antara mereka sudah mencapai usia 40 tahun maka mereka akan memisahkan diri dari orang banyak dan menyibukkan diri dengan persiapan untuk hari kiamat hingga ajal menjemput mereka”.

4. Memperbanyak bersyukur kepada Allah
Az Zajjaj berpendapat, ”Maksud ayat tersebut adalah: Halangilah aku dari segala sesuatu, kecuali dari bersyukur terhadap segala nikmatMu”.

5. Memperbanyak taubat
Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat di atas, adalah ”sebuah bimbingan bagi orang yang telah mencapai usia 40 tahun, yakni agar ia memperbarui taubatnya dan kembali kepada Allah, serta bertekat untuk itu semua”.
Mari kita jadikan usia 40 tahun sebagai "Turning Point" menuju kepasrahan total kepada Allah SWT. Amin....( semoga)

Monday, June 18, 2012

Refleksi 40 Tahun, Momentum Kepasrahan Total



Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a:"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Al-Ahqoof [46]: 15)



Jika melongok kitab suci, ayat di atas, hanya ada dua usia manusia yang layak untuk direnungkan. Pertama usia manusia dalam kandungan hingga masa persusuan selama 30 bulan. Kedua, usia 40 tahun dengan doa: :"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

A.Usia dalam kandungan hingga selesai masa persusuan

Usia manusia dalam kandungan dan penyusuan selama tiga puluh bulan itu, pada dasarnya adalah angka ideal minimal bagi proses kelahiran hingga penyusuan. Sebab masa penyusuan yang paling ideal adalah 2 tahun (24 bulan) sebagaimana tertulis dalam ayat lain, yaitu Qur’an Surat al-Baqarah [2] ayat 233: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan pernyusuan.”. Angka 24 itu jika ditambah masa normal dalam kandungan yaitu 9 bulan maka total dalam kandungan normal hingga persusuan adalah 32 bulan. Itu masa paling ideal secara normal. Kenapa disebut masa paling ideal secara normal, sebab pada kenyatannya masa dalam kandungan janin tidak selamanya 9 bulan (plus 10 hari). Maka angka-angka itu pada dasarnya adalah patokan umum untuk memberi standar.

Apa yang layak untuk direnungkan tentang usia manusia dalam kandungan hingga habis masa penyusuannya? Jawabannya tercantum secara eksplisit dalam QS. Al-Ahqoof  ayat 15 di atas, yaitu kita temukan pada kalimat: ”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah.” Begitulah, merenungkan usia dalam kandungan hingga selesai masa persusuan adalah untuk selalu mengingatkan betapa besar jasa orang tua kita, terutama ibu, dalam hidup ini. Dengan begitu, kita tak lupa untuk selalu berusaha berbuat baik kepada orang tua, khususnya ibu kita. Yang demikian ini bisa menjadi suatu ukuran minimal akhlaq manusia.

Penghormatan kepada orang tua, khususnya ibu, bisa menjadi tolok ukur minimal akhlaq seorang manusia. Maka ketika ada seorang berbicara tentang perjuangan kemanusiaan, sehebat apapun yang ia katakan, sebelum kita mempercayainya maka kita lihat dulu bagaimana ia bersikap kepada ibunya. Jika kepada orang yang telah banyak memberikan pengorbanan padanya saja ia tak mampu memberikan kecintaan yang layak, jangan harapkan ia memberikan kecintaan yang agung kepada manusia lainnya. Sungguh sulit diterima nalar jika ia masih diharapkan bisa memberikan pengorbanan yang tulus dalam perjuangan kemanusiaan.

B. Usia 40 sebagai momentum kepasrahan total

Tak perlu kita otak-atik keramatnya angka 40, cukup kita merenungkan maknanya ketika Allah berfirman tentang usia 40 tahun dalam surat Al-Ahqoof  ayat 15. Beberapa analisis ahli psikologi menyatakan 40 tahun adalah momentum kematangan ruhani seseorang, tapi biarlah itu wacana mereka. Namun tentu menarik ketika muncul pertanyaan kenapa usia empat puluh disebutkan eksplisit dalam ayat tersebut dan apa maknanya?

Sepertinya kunci dari usia 40 tahun adalah pada isi dari doa yang diucapkan dalam ayat tersebut. Ujung dari doa tersebut adalah: “dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri,” yang mengandung makna deklarasi penyerahan diri total kepada Allah. Penyerahan diri total tersebut didasari atas kesadaran bahwa sebagai makhluk, manusia itu tidak akan menemukan jalan yang benar atau banyak melakukan kesalahan jika ia tidak mendapat petunjuk dari Allah. Kesadaran tersebut ada dalam kalimat: “Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau.”

Lalu bagaimana cara kita untuk bisa memasuki tahapan penyerahan diri total? Sepertnya Allah memberitahu kita dalam doa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.” Saya pribadi, memahami doa tersebut pada kesadaran akan pentingnya sikap yang benar berkaitan dengan konsep waktu. Yaitu masa lalu (mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku), masa kini (supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai), dan masa depan (berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku).

Untuk bisa pasrah diri total melampaui usia empat puluh tahun, jalan yang dilakukan berkaitan dengan masa lalu adalah mensyukuri apa-apa yang telah kita dapatkan dari masa lalu. Syukur itu berarti selalu berpikiran positif terhadap yang kita punya dan tidak iri pada apa yang dimiliki orang karena hanya akan melemahkan kepercayaan diri dan mematahkan semangat perjuangan meraih masa depan. Apa yang kita punyai ini pada dasarnya adalah yang terbaik bagi kita dan kita punya amanah untuk menggunakan sebaik-baiknya.

Untuk bisa pasrah diri total melampaui usia empat puluh tahun, jalan yang dilakukan berkaitan dengan masa kini adalah dengan selalu produktif berkarya demi kemaslahatan sebanyak-banyaknya manusia. Berkarya tak henti dengan segala amal kebaikan merupakan cara seseorang yang berpikiran positif untuk meriah ridlo Ilahi. Sungguh merupakan musibah besar bagi seorang makhluk bernama manusia jika dalam hidup di dunia ini ia sampai berhenti berkarya.

Untuk bisa pasrah diri total melampaui usia empat puluh tahun, jalan yang dilakukan berkaitan dengan masa depan adalah dengan mulai menyediakan ruang regenerasi dalam seluruh lingkungan kehidupannya. Ini bukan berarti mengurangi produktifitas karyanya. Tapi menyiapkan suatu proses yang berkelanjut dalam berkarya. Tidak hanya terputus satu generasi.

Saya perlu mulai mengkondisikan situasi batin dan merintis kepasrahan total pada Allah. Yang salah satu caranya adalah dengan banyak-banyak bertaubat kepada Allah: ” Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau.”

Saya ketika kecil pernah diajari bahwa dosa-dosa berkaitan dengan hubungan antar manusia tidak akan pernah diampuni oleh Allah meskipun kita telah bertaubat, selama kita belum meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. Mengingat itu betapa pesimisnya saya benar-benar mendapat ampunan Allah dan bisa pasrah total di usia 40. Sebab, saya merasa betapa banyak dosa-dosa kemanusiaan yang pernah saya lakukan dan sampai sekarang belum juga saya meminta maaf.

Sebab sudah jelas apa yang sesungguhnya harus dilakukan. Yaitu bertaubat kepada Allah, dan memperbanyak minta maaf kepada orang-orang yang saya pernah melakukan kesalahan pada mereka. Maka melalui tulisan ini saya minta maaf kepada semuanya. Bukan hanya mereka yang saya tandai dalam tulisan ini. Tapi kepada semuanya.

Dan tak lupa saya minta doa agar pada usia 40 tahun ini, saya bisa benar-benar mampu mengaktualisasikan doa: ”Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".


Thursday, March 03, 2011

Sekilas Tentang Bioteknologi

BIOTEKNOLOGI
Seorang insinyur berkebangsaan Hungaria mengenalkan istilah "bioteknologi" pada tahun 1919. Istilah itu digunakan untuk menamai suatu proses produksi massal suatu bahan dengan bantuan mikroba dalam tong kayu.
Tapi sebagai suatu praktek, bioteknologi sudah dikenal sejak tahun 4000 SM. Ketika itu, bangsa Mesir menggunakan ragi untuk membuat roti dan minuman anggur -suatu teknik yang hingga kini pun belum kadaluwarsa. Seribu tahun kemudian bangsa Peru sudah mulai menyeleksi dan membudidayakan kentang
Kini bioteknologi digunakan pada hampir segala bidang: pertanian, pangan, kesehatan, industri, lingkungan, dan kelautan. Ia digunakan untuk menjawab persoalan agar diperoleh kemanfaatan.
Perkembangan pesat bioteknologi, bagi banyak orang, tampak bagai selaput tipis yang bersentuhan antara dunia fantasi dengan realita. Itu pun bukan ujung-akhir kemungkinan penjelahannya.
BAKTERI DAN REKAYASA GENETIKA

BAKTERI

Bakteri adalah organisme uniseluler. Meskipun ada beberapa bakteri yang menjadi penyebab banyak penyakit manusia, ada banyak strain yang tidak berbahaya bahkan penting bagi manusia. Terdapat banyak strain yang sangat penting dalam lab bioteknologi! Salah satu kegunaan penting dari kultur bakteri adalah sebagai penghasil protein yang bermanfaat. Sebagai contoh, spesies bakteri yang disebut e. Coli dapat direkayasa secara genetik sehingga mampu memproduksi sejumlah besar insulin manusia, yang dapat diberikan pada penderita diabetes. Berikut ini adalah gambaran singkat dari beberapa karakteristik bakteri yang membuatnya sesuai untuk berbagai aplikasi bioteknologi.

Bakteri adalah hewan prokariot, yang berarti mereka tidak mempunyai inti sel. Hewan prokariot terdiri atas sel tunggal, meskipun sering berkembang dalam kelompok di mana bakteri saling melekat satu sama lain. Kelompok bakteri ini disebut koloni. Genom bakteri terdiri atas suatu molekul DNA utas ganda yang berbentuk lingkaran, terdapat dalam sitoplasma sel. Molekul DNA yang besar atau kromosom bakteri, mengandung sebagian besar gen bakteri. Sebagai tambahan untuk molekul DNA besar, bakteri sering memiliki molekul DNA berbentuk lingkaran yang lebih kecil yang disebut plasmid. Plasmid juga mengandung DNA, tetapi tidak seperti lingkaran kromosom yang besar, plasmid sangat mobil. Plasmid dapat berpindah dengan mudah dari satu bakteri ke bakteri lain, dan dengan jalan ini gen-gen dipertukarkan antar bakteri. Molekul plasmid, sekali berada dalam sel bakteri penerima, dapat terintegrasi secara permanen dalam kromosom bakteri yang besar.

Kemampuan plasmid untuk memasuki sel bakteri dan menyatu dalam kromosom Sel membuatnya menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk memasukkan suatu gen ke dalam sel bakteri. Mengapa? Kita akan menjelaskan bagaimana plasmid digunakan dengan metode ini dalam bagian rekayasa genetik.

Rekayasa Genetik
Apakah Rekayasa Genetik itu?

Rekayasa genetik adalah proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari suatu sel hidup atau mati dan memasukkannya dalam sel hidup lainnya. Sebelum dimasukkan, materi genetik tersebut dapat direkayasa di lab. Setelah proses rekayasa genetik berhasil, DNA yang baru tergabung secara permanen dalam kromosom sel baru, dan tampak pula dalam DNA sel-sel keturunannya. Bagaimana para ilmuwan melakukan rekayasa genetik? Mereka menggunakan teknologi DNA rekombinan.

Teknologi DNA Rekombinan

Metode mengisolasi, memanipulasi, menggandakan, memotong, dan menggabungkan urutan DNA yang teridentifikasi secara keseluruhan disebut teknologi penggabungan DNA atau DNA rekombinan. Tiga bagian selanjutnya akan memperkenalkan beberapa teknik DNA rekombinan yang digunakan untuk menemukan lokasi, mengisolasi, dan menggandakan DNA. Bagian terakhir menunjukkan bagaimana teknik penggabungan yang lain dapat digunakan untuk memasukkan DNA baru dalam sel.


Menemukan lokasi suatu gen

Ada banyak teknik dalam biologi molekuler yang dapat digunakan untuk mengetahui di mana lokasi suatu gen tertentu dalam genom manusia. Ini bukan tugas mudah karena genom manusia mengandung beribu-ribu gen, dan banyak di antaranya masih belum diidentifikasi. Cara yang sering digunakan adalah dengan menggunakan perunut DNA.

Apakah Perunut DNA itu?

Satu cara untuk menemukan suatu gen spesifik adalah dengan menggunakan perunut DNA, yaitu suatu molekul DNA utas tunggal yang relatif pendek yang merupakan pasangan dari sekuen gen yang dikehendaki. Dengan kata lain, jika segmen dari gen yang diinginkan tersebut diketahui adalah AGTTCG, maka segmen pasangan dari DNA perunut akan menjadi TCAAGC, karena A berpasangan dengan T dan C berpasangan dengan G. (sebenarnya, karena detail struktural tertentu dari molekul DNA, sekuen pasangannya seharusnya ditulis CGAACT, yaitu TCAAGC terbalik. Walaupun demikian, untuk menghindari kebingungan kita menggunakan pola yang secara teknis kurang tepat).

Suatu perunut dna yang sebenarnya mungkin terdiri atas paling sedikit beberapa lusin pasang nukleotida untuk suatu segmen yang sama panjang dengan gen yang dikehendaki. Perunut terbuat dari bahan radioaktif, sehingga dapat dideteksi dengan mudah.

Karena perunut DNA akan berpasangan dengan DNA utas tunggal, teknik yang disebut southern blotting dapat digunakan untuk memisahkan sampel DNA utas ganda menjadi utas tunggal dan mentransfernya ke membran nilon. Saat diinkubasi dengan membran dalam larutan, perunut mengikat bagian-bagian yang merupakan pasangannya dalam DNA dan "melekat" pada membran. Setelah itu, dilakukan kontak antara membran dengan selembar film fotografis yang sensitif terhadap emisi radioaktif. Hanya bagian-bagian dari sampel tempat lokasi gen yang terlihat sebagai titik gelap pada film, karena hanya bagian itulah yang terikat pada perunut radioaktif.

Perunut DNA memiliki beberapa aplikasi dalam biologi molekuler, termasuk metode genetik dari prediksi dan diagnosis penyakit, di mana perunut yang mengidentifikasi sekuen yang diketahui mengendalikan penyakit digunakan. Perunut DNA juga digunakan dalam sidik jari DNA, suatu teknik yang sering dilakukan oleh ahli forensik untuk menentukan apakah DNA yang ditemukan di lokasi kejahatan sesuai dengan DNA tersangka.

Bagaimana Perunut DNA Disusun ?

Perunut DNA dapat dirancang bahkan sebelum sekuen gen itu sendiri diketahui! Caranya adalah dengan mengerjakan secara terbalik dari protein yang diproduksi gen tersebut. Jika diingat kembali diskusi kita mengenai bagaimana protein dibuat, dapat dikatakan bahwa suatu gen ditranskripsikan menjadi RNA messenger (mRNA) atau RNA pembawa, berdasarkan aturan sederhana dari pasangan basa nukleotida. Kemudian mRNA dikeluarkan dari nukleus dan digunakan sebagai suatu cetakan untuk membentuk rantai asam amino, yang menyatu membentuk protein.

Kita dapat mengisolasi protein yang diproduksi oleh gen-gen yang kita pelajari, dan mengetahui 30 asam amino pertama dari protein tersebut. Berdasarkan informasi ini, kita dapat menentukan 90 nukleotida pertama dari copy mRNA protein tersebut (ingat bahwa tiap 3 kode nukleotida menyandikan satu asam amino, sehingga rasionya 90:30). Dan karena copy mRNA adalah pasangan dari gen yang dipelajari, kita sekarang dapat mengetahui sekuen perunut RNA yang harus dipakai sehingga cocok dengan 90 nukleotida pertama dari gen yang dipelajari.

Untuk menyusun perunut DNA, kita menggunakan "mesin gen", yang mampu menghasilkan molekul DNA utas tunggal pendek sintetik yang mengandung sekuen nukleotida yang diinginkan hanya dalam beberapa jam.

Mengisolasi Gen

Jika kita ingin memasukkan suatu gen manusia ke dalam sel lain, tidak cukup hanya dengan mengetahui lokasi gen dalam genom manusia. Kita juga perlu mengisolasi copy gen tersebut, sehingga dapat disisipkan dalam sel baru.

Sebagai contoh, gen insulin manusia harus diisolasi dari sel manusia sehingga dapat digabungkan dalam sel bakteri e. Coli. Gen yang disisipkan tersebut menyebabkan sel bakteri memproduksi protein insulin manusia, yang dapat diberikan pada penderita diabetes.

Salah satu metode untuk mengisolasi gen adalah dengan bekerja secara terbalik dari protein yang dihasilkan. Pertama, paling tidak ada bagian dari protein yang telah dikenali, artinya urutan asam amino yang menyusun rantai protein telah ditentukan. Biasanya, mengetahui 30 asam amino pertama dari protein tersebut sudah cukup. Selanjutnya, berdasarkan urutan asam amino yang telah diketahui dan memahami proses sintesis protein, kita dapat memperkirakan urutan nukleotida dari sebagian copy mRNA protein tersebut.

Berikutnya, perunut DNA utas tunggal disusun menurut pasangan dari sekuen m DNA yang diperkirakan. Misalnya, kalau bagian dari perkiraan sekuen DNA itu CUA GUA CGA, bagian yang dikenali oleh perunut DNA akan menjadi GAT CAT GCT,karena G berpasangan dengan C dan A berpasangan dengan T. (sebenarnya, karena detail susunan tertentu dari molekul DNA, sekuen pasangannya seharusnya ditulis TCG TAC TAG, yang merupakan kebalikan dari GAT CAT GCT. Meskipun begitu, di sini kita menggunakan urutan yang secara teknis tidak tepat, untuk menghindari kebingungan). Perunut DNA terbuat dari radioaktif sehingga dapat terdeteksi ketika mengikat DNA kembarannya.

Perunut DNA utas tunggal lalu diinkubasi dengan sampel yang mengandung copy lengkap mRNA protein. Saat kita mengisolasi mRNA yang diikat oleh perunut DNA, kita telah menemukan mRNA yang dicari.

Setelah mRNA ditemukan, yang harus dilakukan adalah membalik proses yang dibutuhkan untuk mensintesis utas DNA yang akan menjadi copy dari mRNA. Yaitu, kita harus mensintesis DNA dari RNA. Enzim yang dapat melakukannya disebut transkriptase balik, dan ditemukan dalam partikel virus tertentu yang disebut retrovirus. Virus ini memiliki RNA sebagai materi genetik dan menggunakan enzim transkriptase balik untuk membentuk DNA saat menginfeksi sel inang. Para ahli bisa mencampur enzim tersebut dengan mRNA in vitro (di luar sel hidup di lab, biasanya dalam tabung plastik kecil). Hasilnya, sekuen DNA dari gen yang diinginkan disintesis oleh enzim tersebut, berdasarkan utas mRNA yang diberikan. Karena DNA yang dihasilkan dibuat secara buatan sebagai pasangan (complementary) dari mRNA, maka disebut cDNA.

Penggandaan DNA: Polymerase Chain Reaction

Seringkali, jumlah sampel DNA terlalu sedikit untuk dapat digunakan. Untungnya teknik yang diciptakan tahun 1980-an bernama Polymerase Chain Reaction (PCR), dapat dipakai untuk "menggandakan" jumlah DNA dalam sampel.

Mesin PCR sebenarnya hanyalah mesin pemanas dan pendingin yang sangat teliti. Mesin ini memiliki lubang-lubang kecil tempat tabung berisi sampel DNA dan bahan reaksi lainnya diletakkan. Bahan tambahan ini termasuk suplai nukleotida tunggal (A, telah, G, dan C), molekul DNA utas tunggal pendek yang disebut primer dan enzim Thermus Aquaticus Polimerase atau disingkat TAQ polimerase. Enzim ini berasal dari bakteri yang hidup di sumber air panas dan merupakan salah satu enzim yang mampu berfungsi pada suhu yang sangat tinggi.

Siklus dimulai saat mesin memanaskan tabung sampai suhu sekitar 90 - 95 oC, sehingga tiap molekul DNA utas ganda pada sampel awal membelah menjadi dua utas tunggal.

(Ingat bahwa ikatan hidrogen yang mengikat kedua utas pada DNA double heliks sangat lemah dibandingkan ikatan kovalen yang mengikat masing-masing rantai nukleotida. Proses pemanasan menyebabkan ikatan hidrogen putus, membuka serta memisahkan kedua rantai, sedangkan ikatan kovalen tidak terpengaruh).

Selanjutnya, suhu diturunkan perlahan, sehingga DNA primer dapat mengikat utas yang terpisah. Primer dapat mengikat karena merupakan pasangan dari sekuen tertentu dari tiap utas DNA yang melekat pada DNA sehingga mengalami replikasi di tengah. Sekali primer telah melekat pada utas tunggal, enzim TAQ polimerase dengan nukleotida tunggal yang mengapung dalam tabung, mensintesis satu utas pasangan untuk tiap utas tunggal asli. Hal ini melengkapi siklus pertama, dan menggandakan jumlah sampel DNA dalam tabung menjadi dua kalinya.

Dalam siklus selanjutnya, mesin PCR dipanaskan dan didinginkan seperti sebelumnya, sehingga molekul DNA utas ganda yang baru terpisah kembali, dan utas pasangan yang baru kembali disintesis oleh TAQ polimerase.

Tiap kali satu siklus dilaksanakan, jumlah perbanyakan dari sekuen DNA yang diinginkan (terletak antara 2 primer) secara teori bertambah dua kali. Setelah sekitar 30 siklus (sekitar 3 jam), telah dihasilkan cukup copy DNA dari sekuen DNA tersebut untuk digunakan dalam teknik biotek selanjutnya.

--------------------------------------------------------------------
Dari berbagai sumber

Wednesday, November 17, 2010

Inspirasi : Masalah, Tergantung Kita Memandangnya...

Sering manusia berusaha menghindari masalah dengan menundanya, melupakannya, bahkan dengan berpura-pura tidak tahu masalah atau resikonya. Sikap yang tepat menghadapi masalah adalah dengan mencari solusinya bukan menghindarinya. Kalau kita cermati, hidup manusia itu penuh dengan masalah dan resiko sejak kita membuka mata di pagi hari kita sudah dihadapkan pada masalah: mau tidur lagi karena udara dingin dan mata masih mengantuk atau mau ambil air wudhu menjalankan sholat subuh. Orang kaya tidak bisa tidur memikirkan keamanan hartanya, orang miskin tidak tidur untuk mencari harta. Sopir Mercy was-was kalau mobilnya digores sama “pak ogah”, “pak ogah” was-was kalau ada preman dan polisi yang minta upeti. Masalah itu tidak ada yang besar atau kecil, masalah yang sulit atau enteng semua tergantung cara memandangnya. Kita harus berlatih memandang setiap masalah itu seperti apa adanya, karena tidak ada ruang dan waktu untuk bersembunyi darinya. Kita urai satu persatu untuk kita pilih solusinya. Atau kita harus mampu menyederhanakan setiap masalah dari yang kelihatannya rumit menjadi sesederhana mungkin.

Cara memandang masalah menjadi kunci untuk menemukan solusi. Seekor gajah kita asumsikan sebagai masalah, bila kita lihat dari bawah perutnya kelihatan sesuatu yang gede banget kita merasa tidak sangup mengangkat untuk memindahkannya. Bila kita lihat dari samping nempel perutnya terlihat seperti dinding batu yang tidak mungkin memindahkannya. Bila kita lihat dari atas dengan jarak agak jauh maka terlihat gajah bisa bergerak sendiri sehingga tidak perlu mengangkatnya untuk pindah tempat tetapi hanya perlu menyuruhnya bergerak menuju tempat yang kita inginkan. Kotoran manusia menjadi masalah bagi orang kota untuk membuangnya, tetapi bagi petani ikan kotoran manusia malah dicari untuk makanan ikannya. Ulat adalah masalah bagi tukang taman tetapi ulat banyak dicari para pemelihara burung. Agar kita bisa menemukan solusi bagi masalah yang kita hadapi, kita harus mau melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, tidak hanya dari sudut kita berada tetapi dari segala aspek baik ruang maupun waktu.

Tanpa mengurangi penghargaan yang tinggi bagi para petugas pemadam kebakaran yang selalu gigih berjuang dalam bekerja. Saya menganalogikan orang-orang yang sibuk menghadapi masalah itu seperti para pemadam kebakaran yang sering tidak punya kontrol terhadap api yang membakar pasar maupun kawasan-kawasan kumuh yang tidak mengikuti aturan dalam membangun kawasan pemukiman. Bahasa ekstremnya sebenarnya mereka hanya sibuk dengan dirinya sendiri atau sekadar mengikuti juklak yang ada namun tidak ada hasil maksimal yang patut dibanggakan kecuali sekadar menjalankan tugas. Apakah kita sebagai karyawan, baru bekerja sebatas seperti para petugas pemadam kebakaran? Apakah kita punya kontrol terhadap masalah-masalah yang ada dalam pekerjaan kita? Apakah masalah-masalah yang muncul dalam pekerjaan kita akibat tidak tuntasnya masalah yang kemarin? Marilah kita urai masalah yang ada, dengan membuat target setiap masalah yang kita hadapi kita tuntaskan solusi penyelesaiannya hari ini juga

Bagaimana kita harus selalu punya kontrol terhadap setiap masalah yang ada? Ada dua kriteria masalah yang bisa kita identifikasi yaitu pertama masalah yang dapat diantisipasi atau masalah yang direncanakan (problem by design), kedua masalah yang tidak direncanakan seperti kecelakaan (problem by accident). Masalah yang kita bisa kontrol adalah masalah yang direncanakan sedang yang tidak direncanakan sering tidak bisa kita kontrol. Jadi untuk selalu punya kontrol terhadap setiap masalah yang ada maka kita harus menghindari adanya kecelakaan (Zerro Accident). Caranya bagaimana? Selalu waspada dan hati-hati, lakukan langkah-langkah antisipasi dengan membuat program dan perencanaan yang matang untuk setiap tindakan yang akan kita lakukan. Ketika kita terbiasa membuat program dan perencanaan dari tindakan-tindakan kita maka akan mengkondisikan masalah yang muncul merupakan sesuatu yang sudah kita perhitungkan. Sehingga sikap yang kita ambil menjadi solusi yang tepat bagai masalah yang ada.
Marilah kita atasi setiap masalah yang kita temui dengan tanpa menambah masalah baru……., Bisa !!!!

Monday, June 21, 2010

Menumbuhkan Budaya Motivasi

Rusaknya semangat karyawan secara keseluruhan akan mengakibatkan budaya perusahaan yang demotivated’


Ini seolah mengingatkan kita bahwa sebenarnya dalam bekerja, kita tidak sendiri. Ada orang lain di sekitar kita yang mungkin akan terpengaruh atau sebaliknya, mempengaruhi motivasi kita.

Motivasi itu target bergerak. Karena itu dibutuhkan upaya membidik yang di-adjust atau disesuaikan setiap saat. Karena yang menyemangati orang hari ini tidak bisa lagi digunakan untuk menyemangati dia minggu depan dengan dampak yang sama.

Akan selalu ada ‘efek pembiasaan’. Maksudnya, lambat laun orang akan terbiasa dengan hal-hal yang dulu pernah membuatnya bersemangat.

Orang yang bersemangat karena dibayar tidak lagi bersemangat karena uang yang diterimanya. Dia mungkin membutuhkan pujian. Tapi pujian yang terlalu banyak, juga membuat dia bosan.

Seorang pemimpin itu harus mengerti sekali cara mengelola kualitas anak buah. Karena itu selalu berubah.


Pada kira-kira 20 persen anak buah kita tidak masalah kita menyemangati mereka atau tidak. Karena memang mereka sebetulnya tidak bekerja untuk kita, melainkan bekerja untuk diri mereka sendiri karena mereka melihat apa pun yang mereka alami hari ini adalah ujian dan tempaan untuk menjadi seseorang yang lebih kuat di masa depan.

Tapi ada 70 persen karyawan kita yang semangatnya, kebaikannya, pandangannya tentang masa depan itu sangat bergantung pada apa yang kita lakukan dan kita contohkan.

Dengan demikian, jika atasan menganggap ‘kalau sudah digaji, diancam ketika melakukan kesalahan, maka anak buah akan mengerjakan tugasnya’, atasan ini akan kaget ketika hal itu tidak menghasilkan dampak yang sama setelah tiga bulan.

Ancaman itu dibutuhkan. Baik orang lain mengancam kita, atau kita membuat diri sendiri merasa terancam. Masalahnya, hidup ini ‘kan tidak perlu hanya diancam, tetapi juga perlu dijanjikan sesuatu yang baik. Karena kalau orang hanya melihat ancaman, mereka akan belajar untuk menjadi lebih kuat daripada ancamannya. Nah, kalau orang sudah menjadi lebih kuat, suatu ketika akan membuktikan dan mengatakan, “Saya tidak membutuhkan Anda lagi.” Itu dalam upaya pembalasan.

Sakitnya perusahaan yang hanya mengancam anak buah, adalah diperlakukan sama oleh anak buah pada suatu ketika nanti.

Kritik selalu tidak pernah bisa diterima dengan baik. Jadi, kalau ada orang mengatakan, “Kritik saya ! Saya terbuka.” Itu nonsens. Tidak ada orang yang demikian lapang hatinya hingga bisa menerima kritik dengan baik. Hanya orang yang gemar menipu, yang mengatakan, “Saya lebih senang mendengar buruknya daripada baiknya”.

Kalau kita mau memberikan kritik, ubah dalam bentuk harapan. Bandingkan, orang mengatakan,”Sudah tahu caranya masak, kok masih asin saja” dengan “Hari ini saya makan enak, apa lagi kalau garamnya dikurangi.” Mana yang lebih bisa diterima ?

Nah, hal-hal seperti ini yang tidak dilakukan oleh kebanyakan atasan. Kadang-kadang mereka bilang,”Sekolah tinggi-tinggi, kok masih tetap bodo!” Gitu ‘kan ?

Atau orang tua yang memiliki anak manja, sekolah minta dijemput segala macam… ayahnya lalu mengatakan,”Pak Harto seumur kamu ke sekolah jalan kaki, lho”. Anaknya ya membalas, “Pak Harto waktu seumur Ayah sudah jadi presiden, lho.”
Ha…ha…

Setiap orang yang memberikan kritik, berarti membuka dirinya untuk dikritik. Berikan saja: harapan

Counselling, di beberapa perusahaan yang progresif diperhatikan sebagai salah satu materi training yang sangat penting. Banyak perusahaan sekarang memperhatikan kemampuan para menajernya untuk menjadi counseller –untuk memberikan nasihat.

Para atasan tidak hanya dilatih untuk menjanjikan kebaikan atau mengancamkan hukuman, tetapi juga dilatih untuk memberikan pencerahan. Nah, proses pencerahan ini disebut counselling. Jadi kalau ada anak buah bermasalah, dia tidak berminat lagi pada janji-janji yang baik, tidak takut lagi pada hukuman, mereka ini masih bisa diajak bicara. Teknik counselling macam-macam, tapi tujuannya: mengembalikan orang pada jalur semangat yang diinginkan oleh perusahaan.

Apabila para atasan menguasai teknik counselling, maka organisasinya akan menjadi organisasi yang ‘perasaannya baik’. Karena anak buahnya dijaga semangatnya. Sebaliknya, atasan-atasan yang tidak dibekali dengan kemampuan counselling, hanya menggunakan kekuatan janji dan kekuatan hukuman

Orang yang berbahagia, lepas dari rasa takut dan khawatir, biasanya bekerja dengan kapasitas maksimum. Tetapi orang bekerja dengan kapasitas maksimum ‘kan belum tentu dia senang ? Bisa jadi karena terpaksa, ketakutan, atau mempunyai tujuan-tujuan jangka pendek yang harus dicapainya segera.

Definisi kebahagiaan ‘kan tidak adanya ketidak-bahagiaan. Dan ketidak-bahagiaan itu adalah hadirnya khawatir atau rasa takut. Orang yang khawatir dan takut ‘kan tidak mungkin bahagia ?

Di perusahaan kita, seyogyanya memang rasa khawatir itu dihilangkan. Baik dalam pekerjaan bahkan sampai tembus ke lingkungan rumah. Hal-hal yang dikhawatirkan istri seorang karyawan tidak mengganggunya, karena dia bisa mengatakan, “Perusahaan saya sedang melakukan ini, ada produk baru di-launch, dan saya diberi tugas untuk pemasan di wilayah Sidoarjo. Begitu misalnya. Komisinya sekian, jadi bantu saya untuk bangun lebih pagi, bekerja lebih tahan. Nah, istrinya jadi ikut bersemangat, untuk memasak yang lebih bergizi untuk suaminya.

Jadi, lingkungan perusahaan yang baik itu menyemangati seseorang tidak hanya untuk lingkungan perusahaannya. Tetapi sampai tembus ke rumah. Karena kualitas orang yang bekerja di kantor ‘kan diawali dari kualitas dia berangkat dari rumah, toh, Mbak ?

Kebahagiaan di perusahaan, menghilangkan faktor kekhawatiran dan ketakutan, sampai ke faktor pribadi di rumah.
Kalau kita bicara soal atasan yang memotivasi anak buah, itu sudah kewajiban. Karena posisinya yang di atas itu mengandung konsekuensi membawa sebanyak mungkin anak buah ke arah tujuan yang positif dan mendatangkan janji yang baik bagi semua orang.

Atasan yang merusak semangat orang-orang yang dipimpinnya, akan diganti. Nah pertanyaan Anda ‘kan, “Bagaimana kalau anak buah yang menyemangati atasannya ?”

Membuat anak buah bisa menyemangati atasannya, itu selalu diawali dengan perilaku menyemangati oleh atasannya. Contohnya, kalau Anda ingin anak buah Anda menyemangati Anda, Anda harus terlebih dulu menyemangati mereka dengan cara begini: Cari kesempatan melihat atau menemukan anak buah yang melakukan sesuatu dengan baik, lalu Anda berperilaku kaget.
“Waduh bukan main, super, ini excelellent. Saya tidak tahu ada sesuatu sebaik ini you pikirkan.”

Anak buah ‘kan kaget, Pak… melihat reaksi kita. Dia akan selalu berupaya mengagetkan kita lagi. Karena dia lihat semangat kita naik waktu dia kagetkan kita dengan sesuatu yang baik.

Jadi kalau begitu, nett-nett… semangat organisasi itu tetap datang dari semangat atasannya. Meskipun untuk memotivasi itu dia harus memanipulasi anak buahnya.

Atasan yang tidak mau diingatkan bahwa dia salah, itu bukan karena atasan, tapi karena kewenangan.

Orang yang berwenang biasanya menganggap dirinya bebas dari kritik. Bebas dari keharusan menerima pendapat. Anda perhatikan, atasan-atasan yang menyulitkan orang yang dipimpinnya adalah atasan-atasan yang tidak mempan dikritik. Dia sama sekali tidak mempunyai telinga untuk perbaikan. Semakin seseorang merasa besar, semakin dia mempunyai hak –menurut dia- untuk tidka mendengarkan kritik, masukan, bahkan tidak mau menghormati harapan orang banyak.

Itu sebabnya ada peraturan lucu-lucuan: Aturan pertama: Atasan tidak pernah salah.” Kedua: Kalau dia salah, kembali ke peraturan pertama.

Ha… ha…

Itu atasan ngeyel. Kalau dia bukan pemilik perusahaan, naiknya karena dipilih, dia akan diturunkan. Kalau dia pemilik perusahaan, dia akan ditinggal oleh orang-orang baiknya.

Kalau tadi Anda menyebut fungsi manajer dengan POAC-nya itu, seorang manajer sebenarnya tidak harus mengelola semangat anak buahnya. Karena manajer itu pekerjaannya: mengatur. Begitu manajer menyentuh hal-hal yang berkenaan dengan semangat, maka dia disebut leader. Seorang pemimpin.
Seorang manajer itu mengatur, sedangkan leader menyemangati. Membuat orang bersemangat mencapai suatu target tertentu.


( Sumber Sebuah Transkrip interview Mario Teguh di sebuah radio swasta)

Catatan : 11 Pikiran Orang Sukses

"Successful people think differently than unsuccessful people"

Ungkapan ini berusaha menjelaskan bahwa perbedaan utama antara orang sukses dan orang gagal ada pada cara berpikirnya. Mereka yang sukses adalah mereka yang selalu menggunakan kekuatan berpikir untuk terus memperbaiki hidupnya sehingga lebih baik.

Orang-orang yang sukses ini adalah mereka yang memiliki tipe berpikir
positif. Tipe berpikir orang-orang sukses ini adalah:

1.Big picture thinking bukan small thinking
Cara berpikir ini menjadikan mereka terus belajar, banyak mendengar dan terfokus sehingga cakrawala mereka menjadi luas.

2.Focused thinking bukan scattered thinking
Sehingga dapat menghemat waktu dan energi, loncatan-loncatan besar dapat mereka raih.

3.Creative thinking bukan restrictive thinking
Proses berpikir kreatif ini meliputi: think-collect-create-correct-connect.

4.Realistic thinking bukan fantasy thinking
Memungkinkan mereka meminimalkan risiko, ada target & plan, security, sebagai Katalis dan memiliki Kredibilitas.

5.Strategic thinking bukan random thinking
Sehingga simplifies, customize, antisipatif, reduce error and influence
other dapat dilakukan.

6.Possibility thinking bukan limited thinking
Mereka dapat berpikir bebas dan menemukan solusi bagi situasi yang
dihadapi.

7.Reflective thinking bukan impulsive thinking
Memungkinkan mereka memiliki integritas, clarify big picture, confident decision making.

8.Innovative thinking bukan popular thinking
Menghindari cara berpikir yang awam untuk meraih sesuatu yang lebih
baik.

9.Shared thinking bukan solo thinking
Berbagi pemikiran dengan orang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.

10.Unselfish thinking bukan selfish thinking
Memungkinkan mereka berkolaborasi dengan pemikian orang lain.

11.Bottom line thinking bukan wishful thinking
Berfokus pada hasil sehingga dapat meraih hasil berdasarkan potensi
pemikiran yang dimiliki.