Tuesday, July 25, 2006
Makna Sebuah Titipan . . .
Makna Sebuah Titipan(WS Rendra)
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa
Dia menitipkan padaku?
Untuk apa
Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itudiminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibahkusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskanbahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan sepertimatematika: aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment