Komunikasi dan koordinasi keduanya tidak dapat dipisahkan. Koordinasi tanpa komunikasi tidak dapat berjalan, begitupun sebaliknya. Komunikasi dan koordinasi yang baik dapat menciptakan kerjasama dan kebersamaan team yang harmonis. Kerjasama team yang harmonis akan mampu meningkatkan produktivitas kerja team tersebut.
Terdapat 2 model komunikasi dan koordinasi ;
1) Model Sapulidi
Komunikasi dan koordinasi hanya bersifat vertikal berupa instruksi dan perintah. Hubungan koordinasi yang dikenal hanya sebatas hubungan atasan dan bawahan. Komunikasi sesama mereka yang berkedudukan sama kurang bisa berjalan. Bagaikan sapulidi terikat diatas, lepas di bawah. Apabila tali sapulidi kendur sedikit saja, maka lidinya akan berserakan, apalagi kalau talinya putus, dalam arti bawahan kurang percaya pada atasan. Model seperti ini kerap dijumpai dalam organisasi yang bersifat tradisional ( perusahaan tradisional )
2) Model jaring - jaring
Komunikasi dan koordinasi bukan hanya secara vertikal saja melainkan juga bersifat horisontal antara pihak - pihak dengan kedudukan yang sama. Ibarat jaring-jaring konde , kalaupun jaring-jaring itu ada yang berlubang atau robek, masih mampu mendukung kondenya agar tidak jatuh atau terurai. Demikian pula bila ada permasalahan dalam team, maka team itu masih bisa bersatu dan akan mudah mengatasi masalah yang sedang dihadapi tersebut. Model ini dijumpai dalam organisasi yang sudah modern.
Dari ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang baik tidak hanya bersifat vertikal, tetapi juga harus bersifat horisontal dalam arti sosialisasi atau edukasi.
Komunikasi dan koordinasi yang harmonis akan melahirkan transparansi, sehingga diantara anggota team menjadi lebih terbuka dan menjadi akan cepat belajar bila terjadi kesalahan.
( Amiruddin, Minggu, Nov. 12.2006 ; dari berbagai sumber )
No comments:
Post a Comment