Amanat agung yang dipikul manusia dalam hidup ini, sesungguhnya hanya dapat ditunaikan andaikata masing-masing diri kita, adalah pribadi yang mampu menjiwai setiap bidang kehidupan yang dijalankannya. Dan kualitas pribadi atau pun kualitas hidup kita, dapat terukur dari sejauh mana pendalaman atau penjiwaan kita terhadap pekerjaan maupun bidang lainnya yang kita geluti atau karya yang kita lahirkan.
Sebagai seorang karyawan misalnya, kalau dapat menjiwai bidang pekerjaannya, maka ia memiliki semangat, motivasi dan gairah yang tinggi dalam menjalankan pekerjaannya. Kita dapat menjadi motivator bagi diri sendiri dan bagi orang-orang di sekitar kita, sehingga produktivitasnya menjadi semakin meningkat.
Berbeda dengan seorang karyawan yang tidak menjiwai bidang pekerjaaan yang diberikan kepadanya. Ia akan mengerjakan pekerjaannya hanya memenuhi sebatas kewajibannya agar mendapatkan gaji bulanan saja. Tidak ada kesungguhan hati, semangat dan motivasi, apalagi untuk berprestasi dalam bidang pekerjaannya. Ia cenderung seenaknya saja dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Dalam membina hubungan dengan pasangan misalnya, kalau masing-masing mampu menjiwai perannya dengan kesungguhan hati, maka akan dapat menjadi penyenang mata dan penyejuk hati pasangannya. Mampu saling menjaga kepercayaan dan saling menyemangati dalam berjuang menghadapi kerasnya hidup, peliknya bertahan dalam keimanan.
Berbeda dengan mereka yang tidak menjiwai tugas masing-masing. Maka jiwanya akan tertekan, menganggap melayani pasangannya sebagai beban dan pasangannya dianggapnya sebagai pengekang. Tugasnya menjadi terabaikan, komunikasi mereka menjadi kering dan inilah sumber dari ketidakharmonisan dalam hubungan.
Maka melakukan evaluasi diri terhadap peran kita masing-masing dalam kehidupan ini menjadi sangat penting. Bertanyalah kedalam hati “Sejauh mana kita sudah menjiwai dengan sepenuh hati peran kita masing-masing dalam kehidupan ini ?”.
Apakah sebagai karyawan, sebagai pengusaha, sebagai pemimpin, sebagai pasangan dalam keluarga, sebagai bagian dari masyarakat, sudahkah kita menjiwai sepenuh hati peran kita ? Apakah Anda seorang professor, doktor, sarjana atau hanya lulusan SMA, sudahkah menjiwai dengan tulus setiap bidang yang kita jalankan ? Apakah memiliki pangkat presiden, menteri, direktur utama, jenderal, kapten atau orang biasa, sudahkah kita menjiwai peran kita masing-masing ?
Penjiwaan yang sepenuh hati terhadap peran masing-masing dapat melahirkan kesungguhan hati, semangat dan motivasi tinggi dalam setiap peran kehidupannya. Hal ini akan menghasilkan karya, kinerja dan prestasi kehidupan yang mengagumkan sesuai dengan suara hati nuraninya.
Menjalankan setiap peran yang dilakukannya dengan sepenuh hati, dengan ketulusan hati dan keikhlasan yang dilandasi nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dalam hidup akan menghasilkan kontribusi kebaikan kepada orang lain dan kehidupan ini. Hasilnya adalah prestasi dan keharuman diri yang akan dikenang oleh kehidupan ini.
Sumber: Menjiwai Peran Yang Dimainkan Oleh Eko Jalu Santoso, Penulis Buku “The Art of Life Revolution” penerbit Elex Media Komputindo dan Founder Motivasi Nurani Indonesia.
No comments:
Post a Comment