Kehidupan di dunia tidak akan bisa lepas dari pengawasan dua malaikat pencatat (kiraman katibin) yang tak pernah lalai mengawasi gerak-gerik dan ucapan kita. Mereka akan selalu menulis dan menghitung sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan. Allah SWT berfirman, ''Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (QS Al-Infithar [82]: 10-12)
Sekiranya kita mengetahui sedikit banyak apa yang telah kita lakukan dengan menghitung perbuatan selama berada di dunia, lebih banyak kebaikankah atau keburukan? Imam Ibnul Qayyim berbicara tentang cara muhasabah pada diri pribadi.
Pertama, hendaklah menghitung diri dalam masalah kewajiban, jika ingat masih ada kekurangan, maka hendaknya segera disusul dengan mengqadla atau memperbaikinya. Kemudian setelah itu menghitung diri dalam masalah larangan, jika mengetahui ada larangan yang telah dikerjakan atau diterjang, maka hendaknya segera menyusulnya dengan bertobat dan beristighfar serta banyak melakukan kebajikan-kebajikan. Muhasabah diri dalam hal kelalaian, dilakukan dengan menimbang, jika selama ini telah sering lalai akan tujuan dari penciptaan manusia di dunia, maka harus segera mengingatnya. Selain itu juga selalu ''menghadapkan'' diri kepada Allah.
Langkah selanjutnya adalah menghitung diri dalam hal ucapan, langkah kedua kaki, aktivitas kedua tangan, pendengaran telinga, penglihatan; apa yang dikehendaki dengan semua itu, untuk siapa serta apa tujuan melakukannya. Seluruh ucapan dan perbuatan hendaknya mempunyai dua sisi pertimbangan yang selalu diingat. Pertimbangan untuk siapa berbuat dan bagaimana berbuat. Juga selalu tanyakan pada diri tentang kadar keikhlasan dan mutaaba'ah, yaitu mengikuti tata cara Nabi.
Semoga dengan selalu menimbang diri kita bisa lebih mempersiapkan diri ketika menghadap-Nya. Ibnul Jauzi berkata, ''Sepantasnya orang yang tidak tahu kapan ia akan mati untuk selalu mempersiapkan diri, janganlah ia tertipu dengan usia muda dan kesehatannya.'' Wallahu a'lam bish-shawab.
dikutip dari hikmah harian republika
No comments:
Post a Comment