Budaya Perusahaan adalah kualitas sistem sebuah perusahaan (Isywara Mahendratto).
Budaya perusahaan bersifat unik, abstrak namun dinamis tergantung dari visi dan misi kepemimpinan, pola interaksi antar fungsi (sistem) di perusahaan serta kecerdasan sikap karyawannya.
Menurut pendapat saya pribadi budaya tidak dapat di ukur secara kuantitatif karena merupakan spirit dari sebuah sistem.
Kejelasan visi dan misi kepemimpinan akan sangat menentukan ke arah mana perusahaan akan dibawa. Demikian pula kepiawaian kepemimpinan dalam menghargai keunikan masing masing fungsi sekaligus mengharmonisasikannya dalam sebuah orkestra pertumbuhan.
Pola interaksi antar fungsi (sistem) akan menentukan apakah sistem mengikuti siklus tumbuh atau sebaliknya menjadi uzur. Model sistem yang paling mudah difahami adalah model sistem S.E.R.V.O dimana setiap fungsi memiliki sikap pengayom sekaligus pengendali fungsi lainnya namun secara bersamaan diasuh dan dikontrol oleh fungsi lainnya.
Standarisasi sistem manajemen ISO 9000 hanya mengatur tentang "apa" saja yang harus dipenuhi perusahaan sebagai sebuah sistem, itupun melalui pendekatan proses serta peningkatan mutu yang terus menerus. Tetapi seberapa cepat perusahaan akan tumbuh (atau uzur), tetap ditentukan oleh seberapa jauh visi dan misi perusahaan dihayati oleh seluruh karyawan (internalisasi).
Sedang kecerdasan sikap karyawannya akan menentukan kualitas sikap kerja karyawannya. Kecerdasan sikap tersebut meliputi kompetensi, kreatifitas, team-work, penuh semangat / optimis, perilaku produktif, bermental tumbuh, berkarya dengan hati, beremosi cerdas (EQ), berorientasi pada tujuan, bermotif prestasi, berpikir kualitas, bersikap positif dsb.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh pakar Harvard Business School, yaitu Prof. DR. John Kottler dan Prof. DR. Janes Heskett, ternyata terdapat korelasi positif di antara penerapan budaya perusahaan dengan prestasi bisnis yang dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
No comments:
Post a Comment