ADA pepatah yang mengatakan, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Sudah banyak kita menemukan dan membaca buku-buku yang mengupas tentang apa itu sukses, bagaimana cara mewujudkannya, namun sejauh ini masih banyak yang belum memahami apa itu sukses yang sebenarnya. Sampai pada suatu ketika kita menemukan buku The 8th Habits karya Covey yang dianggap banyak orang sebagai buku kulminasi meraih kesuksesan sejati.
Buku Quantum Success karya Bobbi DePorter ini memang beda. Sebab, delapan kunci yang ia sebut sebagai katalis kesuksesan ia simpulkan berdasarkan pengalamannya selama 25 tahun perjalanan hidupnya bersama SuperCamp. Jika Covey lebih banyak berbicara bagaimana menjadi manusia agung, maka De-Porter lebih menekankan pada proses pencapaiannya. Karena DePorter selama ini kita kenal sebagai ahli dalam pengembangan potensi diri. Ia juga piawai dalam menawarkan keterampilan belajar dan hidup yang berarti. Sebut saja karya-karyanya seperti Quantum Learning, Quantum Business, dan Quantum Teaching (semua diterbitkan Kaifa).
Sekilas membaca buku ini terasa ciri khas DePorter yang senang memberikan tips dan cara-cara bagaimana kesuksesan sejati itu bisa digapai. Jika kita bertanya pada diri kita, apa faktor utama yang paling penting dalam sebuah kesuksesan? Jawaban normatifnya adalah kerja keras, semangat, dan lain-lain. Buku ini memberikan jawaban yang berbeda. Yaitu Anda harus menjadi diri sendiri (be your self).
Menurut DePorter, inti dari Quantum Success adalah jati diri. Itu artinya kesuksesan yang Anda cari hanya akan timbul jika Anda memberikan kontribusi positif bagi dunia dan lingkungan dengan menjadi diri Anda yang sejati. Ini dibuktikan DePorter lewat pelatihan SuperCamp sejak 1985 kepada anak-anak. Inilah inspirasi awal DePorter menulis buku ini.
Selama pelatihan SuperCamp, DePorter menemukan kejadian luar biasa ketika anak-anak diajak berkemah selama sepuluh hari yang bertujuan membantu mereka mengeluarkan potensi kegeniusan masing-masing. Pada hari pertama, anak-anak datang dengan penuh keraguan. Setelah sepuluh hari berlatih dan pulang, mereka memancarkan kesenangan, antusiasme, dan energi positif yang luar biasa. Mereka menemukan diri mereka sendiri. Anak-anak yang awalnya datang dengan sangat pendiam dan pemalu, setelah sepuluh hari di SuperCamp berubah jadi lebih periang dan berani. Pengalaman-pengalaman di SuperCamp inilah yang mampu mengubah hidup mereka. Nah, melalui buku inilah DePorter ingin membagi rahasia suksesnya membuat anak-anak mengenali kegeniusannya masing-masing.
Untuk menggapai kesuksesan sejati, dibutuhkan proses yang konsisten dan fokus, demikian simpulan DePorter (hlm. 28-31). Itu artinya, dalam hidup ini tidak ada kesuksesan yang cepat, serbainstan, dan potong kompas. Semua melalui proses alamiah mengikuti hukum alam. Layaknya kepompong butuh 10 hari perjuangan dan pengorbanan untuk bisa menjadi kupu-kupu yang indah.
Jika kita peras buku ini dengan perasan metode speed reading ala Soedarso, maka akan muncul 8 saripati gizi buku yang disebut De-Porter sebagai 8 kunci keunggulan. Yakni jalani nilai Anda; kegagalan akan mengantar ke kesuksesan; bicaralah dengan tujuan baik; inilah saatnya!; bulatkan tekad; ambillah kepemilikan; tetaplah fleksibel; dan jagalah keseimbangan Anda (hlm. 105-185).
Lalu, muncul pertanyaan, mengapa Anda tidak sukses tanpa katalis-katalis kunci ini? DePorter menjawab singkat, karena jika visi tanpa prinsip katalis kunci, maka visi itu hanya meninggalkan kekecewaan karena salah arah. Ibarat pesawat, prinsip katalis kunci ini adalah pilotnya (penunjuk dan pengendali arah).
Ditambahkan DePorter, Quantum Success yang ia ciptakan adalah untuk menggambarkan fenomena yang terjadi dalam diri seseorang tatkala interaksi pribadi berubah dari energi menjadi cahaya. Kata "quantum" dipinjam dari Albert Einstein sebagai maksud dari perubahan reaksi energi yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia mendapatkan quantum success seperti cahaya yang dia gambarkan pada tingkat atomik. Ketika daya-daya ini bertemu, maka akan terjadi ledakan. Sebuah perubahan yang sangat besar. Karena itulah, kehadiran buku ini sangat bermanfaat bagi siapa saja yang menginginkan kesuksesan sejati sekaligus juga akan melengkapi sekuel buku-buku pengembangan diri lainnya.
Di mana pun Anda berada, pandanglah diri Anda selalu sebagai sebuah karya yang sedang berlangsung. Tepat sekali apa yang dikatakan John Letellier, "Jika Anda pikir Anda masih hijau, Anda akan berkembang; namun jika Anda pikir Anda sudah matang, maka Anda akan membusuk." Oleh karena itu, berpikirlah untuk terus merasa hijau agar kita semua bisa lebih banyak berlatih untuk menggapai kesuksesan sejati. (*)
dikutip dari resensi buku di harian jawapos oleh :
Rohmah Maulidia MA Pengajar di STAIN Ponorogo dan Direktur ECEES Ponorogo
No comments:
Post a Comment