Menuju Kepemimpinan yang Sukses
Oleh C.A. ARIYANTI, P.S., S.Pd., M.H.
BERANGKAT dari mana pun, seorang pemimpin akan sukses apabila mampu bekerja sama dengan orang lain, dapat menerima saran & pendapat dari orang lain, mengolah pendapat tersebut menjadi sesuatu yang berharga. Mampu membawa organisasinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju dengan tetap melibatkan semua unsur di dalam organisasi tersebut.
Pemimpin bukanlah sekadar seseorang yang dicintai atau dikagumi, melainkan seseorang yang mempunyai pengikut dan mampu mengerjakan dengan benar (do the right things). "Pemimpin bukanlah hanya gelar ataupun uang, melainkan memiliki rasa tanggung jawab yang harus dipikul di pundaknya dan membawa ke tingkat keberhasilan maksimal jadi pemimpin harus profesional.
Hanya ada tiga jenis pemimpin:
* Pemimpin yang cepat
* Pemimpin yang lambat
* Pemimpin yang berjalan di tempat.
Dari ketiga jenis tersebut yang, akan sukses adalah pemimpin yang cepat. Cepat dalam mengolah suatu ide menjadi lebih berharga, cepat dalam pengambilan keputusan yang tepat, cepat menyesuaikan dengan perubahan, serta cepat dalam bekerja dan menggerakan sumber daya manusianya.
Karakteristik pemimpin
Untuk mencapai kepemimpinan yang sukses, seorang dituntut memiliki karakteristik-karakteristik khusus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Santa Clara University dan Tom Peters Group/Learning System terhadap lebih dari 5.000 pimpinan senior, setidaknya ada 11 karakteristik yang harus dimiliki pemimpin agar sukses dalam kepemimpinannya.
1. Jujur (honest)
Ditempatkan pada urutan pertama karakteristik pemimpin, kejujuran harus melekat erat pada diri seorang pemimpin karena jabatan itu adalah kepercayaan. Ketidakjujuran ibarat racun dalam tubuh manusia yang semakin lama menumpuk dan akan menimbulkan penyakit serta kerusakan tubuh. Begitupun di dalam tubuh organisasi kerja, ada salah satu anggota yang tidak jujur lambat laun organisasi itu akan hancur. Apalagi ketidakjujuran itu dilakukan pemimpinnya pasti akan mengalir kepada anggota, seperti air kotor di hulu pastilah di hilirnya akan semakin kotor. Ketidakjujuran akan menimbulkan rasa saling curiga antaranggota maupun dengan pemimpinnya, dan saling curiga akan menyebabkan kerja sama dalam organisasi tidak harmonis. Sebaliknya, pemimpin yang jujur akan menjadi teladan anggotanya dan akan menjadi inspirasi kerja tim yang padu menuju kesuksesan organisasi. Jadi para pemimpin harus selalu menggunakan "kompas" moral untuk navigasi organisasi dalam pengambilan keputusan dan menjalankan organisasinya.
2. Pandai, cerdas (intelligent)
Sebagai pimpinan akan menjadi panutan dan acuan bagi anggotanya sehingga harus memiliki pemikiran yang lebih maju dari anggotanya. Kecerdasan intelektual harus ditunjang pula dengan kecerdasan emosional dan kecedasan spiritual sehingga pemimpin selain akan mampu mengorganisasi, juga mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul, serta keputusan dan kebijakan yang diambil akan sangat berkualitas.
3. Melihat ke depan (forward-looking)
Seorang pemimpin harus selalu melihat ke depan dalam arti selalu harus mencari inovasi-inovasi baru sesuai dengan perkembangan. Bukan berarti juga harus melupakan yang telah lewat karena itu menjadi pengalaman dan pembelajaran bagi kinerja ke depan, melihat ke depan adalah salah satu faktor penunjang sebagai pemimpin yang cepat. Organisasi yang dikelola dengan mengacu pada keadaan saat ini tanpa melihat ke depan akan jalan di tempat dan ketinggalan. Pemimpin dengan pandangan dan orientasi ke depan akan mampu menggerakkan anggotanya menjadi sebuah mesin kerja yang efisien, efektif, dan inovatif.
4. Selalu memicu inspirasi (inspiring)
Sebagai motor penggerak, pemimpin harus mampu menjadi pemicu untuk menggerakkan potensi SDM yang ada menjadi suatu hasil yang bermanfaat. Pemimpin harus mampu memunculkan ide-ide baru dan mampu menggerakkan anggotanya untuk selalu mencari ide kreatif bagi kemajuan lembaga atau organisasi kerjanya. Dalam konteks ini, pemimpin dapat menggerakkan anggotanya atau masyarakatnya untuk selalu belajar karena dengan banyak belajar akan memunculkan inovasi atau ide baru. Suatu organisasi, lembaga, atau perusahaan yang dikelola dengan ide-ide baru akan selalu berkembang, tidak monoton, dan tidak pula statis. Ide atau inovasi baru tetap harus mengacu pada potensi yang dimiliki organisasi tersebut. Sebaliknya, pemimpin yang hanya terpaku pada kinerja saat ini tanpa mencari ide baru maka sudah pasti organisasi yang dipimpin akan jalan di tempat.
5. Kompeten (competent)
Kompeten adalah penggabungan antara kemampuan dan kemauan. Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan secara teori, kecakapan dalam kerja sesuai organisasi yang ditanganinya dan wawasan luas teori/praktik serta kemauan untuk merealisasikan dalam kerja nyata. Seorang pemimpin harus mampu memahami seluruh isi dan lingkup organisasi yang dipimpinnya seperti dia memahami dirinya. Pemimpin harus mampu "bertanya, belajar, dan menindaklanjuti". Bertanya untuk mendapatkan umpan balik dan mendapatkan ide-ide baru, kemudian belajar mendengarkan dengan efektif dan melakukan refleksi dari hasil bertanya tersebut. Dari hasil bertanya dan belajar, ditindaklanjuti dengan kerja dan menghasilkan karya dan kemajuan bagi organisasinya.
6. Berlaku adil (fairminded)
Kata adil sangat mudah diucapkan dan didengungkan, tetapi sangat sulit dalam penerapannya. Sebagai pemimpin yang membawahi banyak anggota atau masyarakat akan sangat sulit untuk menerapkan keadilan bagi semuanya. Kepemimpinannya tidak boleh condong pada golongannya. Adil tidak harus sama rata, tetapi tetap sesuai porsinya masing-masing. Penentuan kebijakan serta pengambilan keputusan dan hukum yang diterapkan harus objektif. Pertentangan, keributan, dan permusuhan antaranggota kelompok atau masyarakat lebih banyak diakibatkan ketidakadilan pemimpinnya.
7. Berwawasan luas (broadminded)
Sebagai pusat informasi dan sebagai pusat pemecahan masalah, seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas. Organisasi yang dikelola harus selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga pemimpin harus selalu menggali informasi, harus selalu belajar agar wawasannya semakin luas. Wawasannya haruslah diinformasikan kepada anggotanya agak kinerja organisasi semakin cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu berkembang pesat. Apabila seorang pemimpin tidak memiliki wawasan yang luas, akan selalu tertinggal. Perkembangan ilmu dan teknologi harus selalu diterapkan pada organisasinya.
8. Berani mengambil risiko (courageous)
Sebagai pucuk pimpinan pengambilan keputusan, kebijakan serta penegakan peraturan akan dibebankan di pundaknya. Menjadi pemimpin adalah jabatan yang tidak selamanya akan digenggam, tetapi pada saatnya akan dilepaskan. Seorang pemimpin tidak boleh ragu-ragu dan takut mengambil keputusan karena itu menjadi risiko jabatan dan kepercayaan yang diembannya. Sikap ragu-ragu akan menyebabkan kapal organisasinya semakin terombang-ambing oleh gelombang dan akan semakin mendekati kehancuran. Apabila seorang pemimpin selalu berpegang pada kejujuran dan keadilan, tidak akan pernah ada kata ragu dalam menjalankan kepemimpinannya. Pemimpin yang cerdas serta berwawasan luas maka risiko yang dihadapi dari keputusan yang diambil akan rendah.
9. Tidak basa-basi, langsung pada persoalan (straightforward)
Sikap tegas yang didasari kejujuran dan tidak ragu-ragu akan membawa ke arah kepemimpinan yang efisien dan efektif. Sikap basa-basi akan banyak membuang waktu dan akan menimbulkan kebingungan anggotanya atau masyarakatnya. Setiap permasalahan dan setiap tujuan yang ditangani dengan cepat maka perjalanan organisasi juga cepat berkembang. Basa-basi memang kadang diperlukan, tetapi kalau menjadi gaya kepemimpinannya akan membosankan dan cepat ditinggal anggotanya. Jadi pemimpin harus selalu bekerja cepat, tepat dengan hasil yang hebat.
10. Penuh imajinasi (imaginative)
Daya imajinasi bukanlah sekadar hayalan belaka, tetapi imajinasi yang dapat dikembangkan menjadi hal yang bermanfaat. Seorang pemimpin sebagai nakhoda harus selalu berimajinasi mengenai organisasinya ke depan. Berimajinasi untuk mengembangkan usahanya akan menjadi pendorong pemimpin dalam menggerakan anggotanya untuk lebih kreatif dan inovatif. Imajinasi akan berubah menjadi inovasi-inovasi baru dan manfaat-manfaat baru.
11. Pandai mendelegasi dan memotivasi SDM
Pemimpin harus mempunyai kemampuan mendelegasikan dan memotivasi sumber daya manusianya.
Setiap pribadi adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Apabila setiap pribadi sebagai pemimpin memiliki dan menerapkan sebelas karakteristik tersebut, pasti akan dapat menjalankan kepemimpinannya dengan efektif dan berwibawa.***
catatan : Tulisan ini merupakan kutipan dari Pikiran-rakyat.com dengan judul
Menuju Kepemimpinan yang Sukses
Oleh C.A. ARIYANTI, P.S., S.Pd., M.H.
No comments:
Post a Comment