Monday, May 07, 2007

Pemimpin yang Visioner

"Be careful how you think; your life is shaped by your thought."(Berhati-hatilah bagaimana Anda berpikir; kehidupan Anda dibentuk
oleh apa yang Anda pikirkan)

Segala sesuatu di dalam hidup seseorang dimulai dari dalam
pikirannya. Apabila Anda melihat suatu bangunan yang megah misalnya
gedung Petronas di Kuala Lumpur yang merupakan gedung tertinggi di
dunia, tidak mungkin gedung yang megah itu jadi begitu saja. Sebelum
gedung tersebut ada, seorang arsitek telah memikirkan dan
membayangkan bentuk dari gedung tersebut. Kemudian setelah gambaran
gedung itu jelas didalam pikiran arsitek kemudian dikerjakan maka
jadilah gedung yang megah sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh
arsiteknya sebelumnya.

Apabila seseorang berfikir dia akan sakit, dan bayangan sakit itu
terus menerus dipikirkan, kemungkinan besar suatu saat dia akan
benar-benar sakit walaupun sebelumnya dia sebenarnya tidak sakit.
Demikian pula jika seseorang berpikir bahwa dia bisa melakukan
sesuatu, akhirnya benar-benar dia bisa lakukan walaupun sebelumnya
kelihatannya tidak mungkin.

Ada seorang penjual mie gerobak di Filipana yang menjual makanannya
di suatu tempat yang kebetulan berhadapan dengan salah satu outlet
restauran siap saji McDonald's. Setiap hari dia mendorong dan
memarkir gerobaknya di depan restauran siap saji tersebut. Dia mulai
membayangkan dalam pikirannya betapa indahnya restauran McDonald's
itu dan bertekat di dalam hatinya bahwa suatu saat dia akan memiliki
restauran yang sama dengan McDonald's.

Beberapa tahun setelah itu, si penjual mie gerobak ini mendirikan
restauran siap saji yang diberi nama Jollybee. Restauran Jollybee
berkembang begitu pesat dan saat ini restauran siap saji Jollybie
merupakan salah satu restauran siap saji termaju di Filipina dan
bahkan lebih besar dan sukses dari restauran McDonald's. Bagi mereka
yang sudah pernah ke Filipina dan melihat restauran Jollybee akan
mengetahui bahwa desainnya meniru McDonald's. Ini sesuai dengan apa
yang dibayangkan dalam pikiran si penjual mie gerobak sebelumnya.
Jika bayangan tentang megahnya restauran McDonald's dan keinginan
untuk memiliki restauran seperti itu tidak ada dalam di pikiran si
penjual mie gerobak, dia tidak akan pernah memiliki restauran
Jollybee yang begitu sukses. Restauran Jollybee tidak saja berada di
Filipina tetapi berada di beberapa negara Asia termasuk pernah
berada di Indonesia.

Visioner

Kita harus berhati-hati dalam memikirkan sesuatu karena apa yang
kita pikirkan akan membentuk hidup kita. Di dalam ilmu manajemen ini
yang dikenal dengan istilah "visi." Seorang pemimpin haruslah
seseorang yang mempunyai visi. Dia haruslah orang yang visioner,
mempunyai impian yang luar biasa tentang organisasi yang dia pimpin,
di mana sebagian orang mungkin menganggap bahwa impian tersebut
tidak mungkin tetapi bagi dia itu adalah sangat nyata dan mungkin.
Semakin jelas dan nyata impian tersebut di dalam pikirannya, akan
semakin mudah dia capai. Mengapa demikian? Karena pimpinan yang
visioner akan bertindak dan bereaksi sesuai dengan visi yang dia
pikirkan dan apakah disadari atau tidak, organisasi yang dia pimpin
akan bergerak ke arah visi tersebut. Selain itu, dia akan menarik
orang-orang yang akan membuat visi-nya menjadi kenyataan. Disadari
atau tidak, orang-orang yang mempunyai visi yang sama dan yang mampu
membuat visi tersebut menjadi kenyataan akan secara otomotis ditarik
kepadanya.

Hal sebaliknya terjadi pada pimpinan yang tidak mempunyai visi yang
jelas atau visi yang biasa-biasa saja. Dia sadar atau tidak sadar
akan dengan sendirinya dikelilingi oleh orang-orang yang tidak jelas
mau kemana atau orang-orang yang biasa-biasa saja. Kalaupun orang-
orang dikelilingnya itu sebenarnya mempunyai potensi yang besar
untuk meraih visi yang luar biasa namun tidak akan mengeluarkan
potensinya karena potensi tersebut tidak dibutuhkan, bahkan yang
terjadi mungkin mereka akan stress.

Perencanaan strategi dimulai dengan menentukan visi organisasi. Dan
visi organisasi banyak ditentukan oleh visi pimpinannya. Suatu
organisasi bisa saja memiliki visi tertulis yang diberikan
pemilik/owner yang sangat indah tetapi kalau itu tidak sesuai dan
bukan merupakan visi yang ada di dalam pikiran pimpinannya, visi
yang indah tersebut tidak akan pernah tercapai. Mengapa? Karena
organisasi tersebut akan bergerak ke apa yang ada dalam pikiran
pimpinannya dan bukan yang lain.

Daya Visioner

Apa yang Anda dapat lakukan untuk melatih daya visioner? Apabila
Anda adalah seorang pimpinan dari suatu organisasi, institusi, atau
perkumpulan; berikut ini saya berikan langkah-langkah yang Anda
dapat lakukan untuk menciptakan visi yang baik.

Duduklah dengan santai di suatu tempat yang menurut Anda sangat
nyaman. Bisa di ruang kerja, atau mungkin di tepi pantai, atau
mungkin di belakang vila yang menghadap pada pemandangan yang indah,
dan mulai memikirkan organisasi seperti apa yang Anda inginkan.
Jangan terburu-buru, harus dengan santai, tetapi jangan sampai
tertidur.
Bayangkan situasi (serinci mungkin) dari organisasi yang Anda
inginkan tersebut.
Tutuplah mata Anda sejenak, dan cobalah tetap berada pada bayangan
atau pikiran tersebut berapa saat. Kemudan bukalah mata Anda dan
coba jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Seperti apa organisasi itu?
Seperti apa rasanya?
Kata apa yang Anda dapat berikan untuk menggambarkannya?
Jika jawaban yang Anda berikan pada pertanyaan terakhir menghasilkan
kata "fantastis..!" atau mungkin kata "luar biasa..!" Berarti visi
Anda sudah benar. Tetapi jika kata yang Anda hasilkan seperti: "Ah..
biasa saja..!" atau mungkin "Wah .. mengerikan..!" Itu berarti visi
yang buruk. Jangan diikuti. Lakukan lagi latihan ini sampai Anda
bisa mendapatkan suatu gambaran yang luar biasa dan menyenangkan.

Ingatlah, hanya organisasi yang memiliki pimpinan yang visioner
(mempunyai gambaran dalam pikiran yang sangat jelas seperti apa
organisasinya kemudian) yang dapat membawa organisasi ke arah yang
lebih baik. Karena apa saja yang terjadi dalam kehidupan Anda
dibentuk oleh apa yang Anda pikirkan.


Oleh: Ronny Kountur
Lembaga Manajemen PPM
e-mail: ron@lppm.ac.id
(Artikel ini pernah dimuat di majalah Eksekutif September 2006)

No comments: