Thursday, September 21, 2006

Menyambut Puasa 1427 H


Alhamdulillah, tak terasa 3 hari lagi sudah memasuki bulan suci Ramadhan 1427 H. Semoga Puasa kali ini memberi mak

na tersendiri bagi kami sekeluarga, sebagai bulan untuk meningkatkan dimensi ROHANI menuju keseimbangan hidup yang akan membawa ke jalan TAQWA disisi-Nya. Aminnnnn

Banyak yang mengartikan ibadah secara sempit, hanya sebatas ritual keagamaan, hubungan vertikal kepada Allah dan melupakan hubungan sosial yang tersalur lewat kehidupan kemasyarakatan. Padahal Islam mengajarkan pemeluknya untuk senantiasa memperoleh fiddunnya hasanah wa fil akhirati hasanah, kebaikan hidup di dunia dan di akhirat ''Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,'' (QS Al-Qashash [28]: 77). Ayat tersebut menegaskan perlunya keseimbangan menjalani hidup, baik untuk urusan duniawi maupun ukhrawi.

Apa yang dimaksud dengan TAQWA? Abu Hurairah pernah ditanya oleh seseorang dengan pertanyaan yang sama, yang dijawabnya dengan balik bertanya, ''Apakah engkau pernah melalui jalan yang penuh duri?'' Orang itu menjawab, ''Tentu saja.''''Lalu apa yang engkau lakukan?'' Ia menjawab, ''Jika aku melihat duri, aku akan menyingkirkannya atau menghindarinya.'' Kata Abu Hurairah, ''Demikian itulah takwa.'' (Ibn Abi Dunya dalam Kitab at-Taqwa).

Dengan jawabannya itu, Abu Hurairah ingin menegaskan bahwa hakikat takwa adalah kehati-hatian dalam menjalani kehidupan ini karena khawatir terjerumus ke dalam dosa. Hal itulah yang selalu ditegaskan Rasulullah, ''Seorang Mukmin tidak akan mencapai derajat takwa hingga meninggalkan hal-hal yang tidak berguna karena khawatir terjerumus ke dalam hal-hal yang haram.'' (HR al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ibn Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi).

Ramadhan adalah momentum yang pas untuk menggembleng diri menjadi insan yang bertakwa. Syaratnya, ibadah puasa dilakukan dengan sungguh-sungguh, disertai dengan penjagaan penuh terhadap hati, lisan, dan perbuatan. Tanpa penjagaan itu, puasa tidak bernilai ibadah, seperti sabda Rasulullah SAW, ''Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa pun selain rasa haus dan lapar. Betapa banyak orang yang melakukan shalat malam dan shalat tarawih tidak mendapat apa pun selain begadangnya saja.'' (HR Ahmad dan ad-Darimi).
Tentu, kita berlindung kepada Allah dari puasa dan shalat malam/tarawih sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW tersebut. Karena itu, marilah kita menjadikan Ramadhan, yang sebentar lagi menghampiri kita, sebagai momentum sekaligus sarana untuk meraih ketakwaan dalam makna yang sesungguhnya.

Amin..Amin.. Ya Robbal A-lamin ( dari berbagai sumber )

Keterangan gambar : Brilian sedang memanggil - manggil minta diantar ke Masjid

No comments: