Monday, December 25, 2006

Inspirasi : " Emansipasi Manajer "


Para manajer masa sekarang perlu mempersiapkan diri untuk dapat menjawab kebutuhan masa depan. Dengan kata lain, diperlukan emansipasi manajer secara keseluruhan. Emansipasi manajer menuntut setiap sumber daya manusia dalam perusahaan tidak hanya berfokus pada dunia yang sempit, atau dengan kata lain hanya mendahulukan kelompok kerja tertentu. Pola pikir yang harus dibina adalah pola pikir holistik atau keseluruhan.
Pada intinya, emansipasi manajer menuntut setiap orang menjadi manajer bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Dengan demikian mereka dituntut tidak hanya mampu menerima beban tanggung jawab, api juga mampu memberikan wewenang tanggung jawab kepada orang lain. Di satu sisi, mereka diminta untuk berperan sebagai pemimpin, tapi di lain kesempatan mereka harus dapat menempatkan diri sebagai follower yang memiliki integritas dan loyalitas tinggi.

Dalam keragaman aktivitas kehidupan berorganisasi, mereka juga dituntut untuk dapat berperan sebagai partner dalam jalinan mutualisma.
Sebenarnya emansipasi manajer mengarah pada pembentukan SDM yang mengikuti "The Law of HAIR", yaitu pembentukan SDM dengan karakter "Helicopter" - berpandangan luas dan memiliki visi jauh ke depan; "power of Analysis" - kemampuan menganalisa secara logis dan strategis, "Intellectual & integrity" - kemampuan memanfaatkan intelektualitas secara benar dan keberanian untuk memancarkan integritas diri, serta "sense of Realism" - tetap berpijak pada realitas yang ada.

Meskipun sudah banyak manajer kita yang mampu bertindak proaktif dan membuat keputusan secara mandiri, tapi harus disadari bahwa masih banyak pula yang memerlukan perombakan pola pikir dan kemampuan. Berbagai faktor mempengaruhi terbentuknya manajer yang masih setengah yes man, antara lain faktor budaya otoriter dan kebiasaan one man show dalam perusahaan. Sering kali, kurangnya kompetensi juga dapat menyebabkan seseorang tidak memiliki kepercayaan tampil secara optimal. Bruce Laingen, salah satu dari orang Amerika yang disandera di Iran selama 444 hari mengatakan, bahwa "human beings are like tea bags, you don''t know your own strength until you get into hot water". Nyatalah, bahwa setiap orang sebenarnya memiliki kekuatan lebih besar dari yang disadari, dan dapat dimanfaatkan secara efektif mengatasi kekurangan-kekurangannya apabila mampu membangkitkannya.

Untuk dapat mengimplementasikan emansipasi manajer dengan efisien, berlaku apa yang disebut sebagai "The Law of Inner Strengths".

"The law of inner strengths" menyatakan bahwa setiap orang harus mulai dengan menggali kekuatan dirinya sendiri yang dapat dilaksanakan dengan melakukan self analysis dan memanfaatkan program-program pengembangan kemampuan manajerial, interpersonal dan teknis. Akan tetapi, meningkatkan kompetensi diri saja tidak cukup. Agar kompetensi yang dimiliki dapat memberikan arti secara holistik, diperlukan kekuatan untuk dapat memancarkan potensi diri. The law of inner strengths menuntut keberadaan VBP (Vision, passion & belief) secara berkesinambungan. Tanpa adanya elemen-elemen tersebut, sangat sulit mengimplementasikan emansipasi manajer secara utuh.

Beberapa teknik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan memancarkan kekuatan diri adalah sebagai berikut.

Teknik leveler atau teknik penyamarataan dapat digunakan untuk membangkitkan kekuatan pribadi. Pada dasarnya teknik ini bertujuan untuk menghilangkan perasaan dan kesan, bahwa seseorang berada "di bawah" orang lain. Teknik leveler menuntut adanya minimalisasi kepatuhan, dengan catatan tidak menyimpang dari kewajaran dan tata cara serta disesuaikan dengan situasi yang ada. Di samping itu, efektivitas dalam berkomunikasi perlu ditingkatkan, sehingga mampu menempatkan diri sesuai dengan posisi dan citra yang ingin ditampilkan.
Mampu memancarkan kekuatan pribadi berarti mampu menarik perhatian orang lain. Teknik see & be dapat menolong meningkatkan kemampuan ini. Teknik see & be berfokus pada pembentukan sikap yang berorientasi pada tujuan. "See & be only what you are going to be." Teknik ini menuntun kita untuk melihat selangkah lebih ke depan, melihat dunia, diri sendiri dan orang lain, dengan sudut pandang yang berbeda. Sehingga, kita dipandang secara berbeda dan daya tarik yang dimiliki menjadi meningkat.
Teknik see & be akan memberikan kontribusi maksimal apabila digabungkan secara tepat dengan teknik tune them in, yang menyatakan bahwa kita harus mampu menunjukkan perhatian terhadap perkembangan dunia dan keberadaan orang lain. Penggabungan kedua teknik ini, diharapkan dapat membentuk keterikatan rasional dan emosional.
Memancarkan kekuatan pribadi hanya dapat dilaksanakan dengan benar, apabila kita mampu mengendalikan secara efisien cara berhubungan dengan orang lain. Untuk itu diperlukan apa yang disebut sebagai "The Law of Empowered Donald Duck".
The law of Empowered Donald Duck mengambil analogi tokoh kartun Donald Duck. Dalam berbagai serial TV, kita dapat melihat keuletan Donald Duck dalam menghadapi berbagai macam situasi. Akan tetapi, kekenyalan yang ditunjukkan kurang terarah dan menjurus pada destruksi diri sendiri. Oleh karena itu, hukum yang berlaku adalah empowered Donald Duck, atau pembentukan daya pegas yang terarah dan dilandasi oleh kematangan berpikir. Dalam kaitannya dengan pembinaan hubungan antarpribadi, penerapannya lebih mengarah pada kemampuan menunjukkan toleransi terhadap berbagai kemungkinan positif dan negatif yang dihadapi serta kemampuan untuk dapat mengabaikan beberapa hal yang tidak perlu ditanggapi.
Emansipasi manajer diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi pembangunan manusia Indonesia sepenuhnya, dan dengan demikian kontribusi terhadap pembangunan bangsa menjadi semakin nyata.

Ditulis oleh DR Abe Susanto ( Jakarta Consulting Group )

No comments: