Saturday, December 23, 2006

Tahap - tahap Implementasi TPM ( bag.2 )



Tujuan utama dari implementasi TPM (Total Productive Maintenance)
adalah untuk memaksimumkan OEE (Overall Equipment Effectiveness) .

Overall Equiment Effectiveness (OEE) = Availability x Performance x
Quality

Catatan:
Availability = Operating Time / Planned Production Time;
Performance = (Standard Cycle Time x Total Pieces) / Operating Time;
Quality = First-Pass Yield (%) = FPY Pieces / Total Pieces

Availability, performance, dan quality dari perusahaan-perusaha an
kelas dunia berturut-turut adalah: 90%, 95%, dan 99,9% sehingga OEE =
0,90 x 0,95 x 0,999 = 0,854 (85,4%). Perusahaan-perusaha an lokal
memiliki OEE jauh di bawah angka ini.

APICS Dictionary (2005) mendefinisikan TPM sebagai pemeliharaan
preventif ditambah usaha-usaha terus-menerus untuk menyesuaikan,
memodifikasi, dan membersihkan peralatan agar meningkatkan
fleksibilitas, reduksi penanganan material, dan mempromosikan aliran
kontinu. Itu merupakan operator-oriented maintenance dengan
keterlibatan dari semua karyawan yang berkualifikasi dalam semua
aktivitas pemeliharaan (maintenance activities).

Patut dicatat bahwa aktivitas pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan
tidak hanya terdapat dalam industri manufaktur, oleh karena itu TPM
dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti: pemeliharaan bus,
kapal, pesawat dalam industri jasa transportasi, pemeliharaan
mesin-mesin ATM (Automatic Teller Machines) dalam industri jasa
perbankan, pemeliharaan mesin-mesin pembangkit listrik, pemeliharaan
peralatan-peralatan dalam industri konstruksi, pemeliharaan gedung,
pemeliharaan komputer-komputer, dll. Dengan demikian yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana konsep-konsep TPM itu dapat
diimplementasikan secara efektif dan efisien di semua bidang, apakah
dalam industri manufaktur, jasa, atau lainnya. Bagaimanapun, tulisan
ini akan mengambil contoh penerapan TPM dalam industri manufaktur,
sedangkan penerapan dalam industri jasa dan lainnya agar menyesuaikan.

Dalam Artikel TPM—Seri 1 telah diungkapkan tentang penilaian kesiapan
untuk implementasi TPM. Jika hasil penilaian menunjukkan bahwa
manajemen dan karyawan telah SIAP untuk menerapkan TPM, maka
langkah-langkah implementasi TPM berikut dapat diikuti.

Pada dasarnya dikenal empat tahap introduksi TPM ke dalam suatu
organisasi (manufaktur, jasa, dll), sebagai berikut.

A. Tahap Persiapan
B. Tahap Introduksi
C. Tahap Implementasi
D. Tahap Institusionalisasi

A. Tahap Persiapan
Terdapat lima langkah dalam tahap persiapan, yaitu:

Langkah 1. Pengumuman resmi oleh manajemen kepada semua karyawan
tentang TPM yang disebarkan ke seluruh organisasi. Pembuatan TPM
Activity Board (semacam papan pengumuman khusus TPM) untuk menempelkan
berbagai informasi yang berkaitan dengan TPM, mempublikasikan dalam
"company newsletter", dll dapat dilakukan dalam langkah ini. Manajemen
senior harus memiliki komitmen dan kesadaran sejak awal terhadap TPM.

Langkah 2. Pendidikan awal dan propaganda tentang TPM. Pelatihan
intensif dilaksanakan berdasarkan kebutuhan. Membawa orang-orang untuk
mengunjungi organisasi (semacam plant tour) yang telah berhasil
menerapkan TPM merupakan hal yang penting dalam langkah ini.

Langkah 3. Menetapkan Komite TPM yang melibatkan wakil-wakil dari
semua departemen. Komite TPM merupakan bentuk organisasi resmi dalam
perusahaan/organisa si, yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan
TPM dan terdiri dari pimpinan atau manajer-manajer senior, bukan
sekedar komite-komitean yang terdiri dari orang bawahan yang tidak
memiliki wewenang melakukan perubahan organisasi! Wakil-wakil dari
semua departemen (manajer senior) perlu terlibat dalam komite TPM,
karena TPM berkaitan dengan "improvement, autonomous maintenance,
quality maintenance, etc., sebagai bagian integral yang tidak
terpisahkan dalam organisasi. Sekali Komite TPM telah terbentuk, maka
semua hal-hal strategik dan operasional yang berkaitan dengan
"improvement, autonomous maintenance, quality maintenance, etc" telah
menjadi tanggung jawab resmi dari komite TPM ini. Komite TPM HARUS
memperoleh pelatihan instensif yang berkaitan dengan praktek-praktek
manajemen TPM kelas dunia!

Langkah 4. Menetapkan Sistem (Mekanisme) Kerja dan Target TPM.
Penetapan mekanisme kerja dan target yang harus dicapai dlakukan dalam
langkah 4 ini. Seyogianya setiap organisasi melakukan "benchmark"
terhadap organisasi kelas dunia. OEE dari perusahaan kelas dunia
berada di atas 85%.

Langkah 5. Menetapkan Master Plan (Rencana Induk) untuk
Institusionalisasi TPM. Rencana Induk TPM seyogianya merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Master Improvement Story perusahaan atau
organisasi. Institusionalisasi TPM seharusnya menjadi target untuk
menciptakan kultur organisasi, mencapai PM (Preventive Maintenance)
Award dan mencapai OEE kelas dunia!

B. Tahap Introduksi
Setelah tahap persiapan selesai, maka kita melangkah ke tahap
introduksi. Dalam tahap ini manajemen organisasi dan seluruh karyawan
dapat melakukan semacam upacara seremonial untuk memperkenalkan secara
resmi bahwa TPM telah diadopsi oleh organisasi dan telah menjadi
program resmi dari organisasi. Undangan kepada pemasok material,
demikian pula pelanggan utama juga dilakukan dalam tahap ini, untuk
menunjukkan komitmen perusahaan terhadap TPM. Upacara introduksi TPM
ini sering disebut sebagai: "TPM kick-off".

C. Tahap Implementasi
Membangun TPM adalah serupa dengan membangun gedung yang membutuhkan
pilar-pilar utama yang kokoh. Terdapat delapan pilar utama TPM yang
HARUS dibangun secara bertahap dan berjadual waktu yang ditetapkan.
Manajemen Senior, Komite TPM, semua manajer, supervisor, dan karyawan
bertanggung jawab untuk membangun TPM. Komite TPM bertanggung jawab
menyusun rencana strategik dan memberikan pengarahan kepada semua
manajemen dan karyawan. Ke delapan pilar utama yang harus dibangun itu
adalah:
PILLAR 1 - 5S :
PILLAR 2 - JISHU HOZEN ( Autonomous maintenance )
PILLAR 3 - KAIZEN or KAIZEN BLITZ
PILLAR 4 - PLANNED MAINTENANCE
PILLAR 5 - QUALITY MAINTENANCE
PILLAR 6 - TRAINING
PILLAR 7 - OFFICE TPM
PILLAR 8 - SAFETY, HEALTH AND ENVIRONMENT

D. Tahap Institusionalisasi
Setelah membangun delapan pilar di atas, yang waktunya bisa bekisar
18 – 24 bulan, maka organisasi akan mencapai tahap kematangan dalam
implementasi TPM. Pada tahap ini manajemen senior dan Komite TPM dapat
mengikutsertakan organisasi itu untuk memperoleh Preventive
Maintenance (PM) Award.

Salah satu organisasi yang memberikan PM Award ini adalah: Japan
Institute of Plant Maintenance. Misi utama dari institusi ini adalah:
"We contribute to the creation of beautiful environment and a healthy
society, guiding enterprises along the path to better manufacturing,
with a constant focus on the creation of true value".

Informasi singkat tentang institusi JIPM adalah: "Established in 1969
- Corporate membership:1, 200 - Non-profit organization - Service to
factory/plant management, plant engineers, maintenance managers -
Develop & promoting total productive maintenance (TPM) - TPM
Originator since 1971".
JIPM Office:
- Address: 3-1-38, Shiba-koen, Minato-ku, Tokyo 1050011 JAPAN
- Telephone: +81 33433 0351
- Fax: +81 33433 8665

Catatan Penting (Ide Kreatif):

Untuk memperoleh manfaat yang besar dari implementasi TPM ini, maka
organisasi atau perusahaan-perusaha an yang tidak saling berkompetisi
(bukan menjual produk yang sama) dapat bergabung ke dalam asosiasi,
seperti: Indonesian Institute of TPM. Indonesian Institute of TPM
adalah prakarsa dari penulis untuk memajukan TPM di Indonesia. Jika
ada Pemilik Perusahaan, Senior Management (Direktur, Vice President of
Operations, dll) yang tertarik untuk bergabung dengan Indonesian
Institute of TPM, silakan kontak penulis melalui e-mail pribadi.

Sifat keanggotaan dari Indonesian Institute of TPM adalah: berdasarkan
Corporate Membership (bukan individual). Setelah terkumpul, katakanlah
12 Organisasi, maka kita dapat berkumpul untuk membahas bagaimana
mekanisme kerja dan pelayanan kepada setiap organisasi yang berminat
serta serius menetapkan TPM sebagai strategi membangun perusahaan
kelas dunia.

Organisasi II-TPM diciptakan dan dibangun oleh perusahaan-perusaha an
Indonesia, untuk melayani perusahaan-perusaha an Indonesia, demi
memajukan Industri Indonesia. Pengalaman penulis terlibat selama dua
tahun dalam organisasi semacam ini di Canada, mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi Indonesian Institute of TPM! Dalam konteks yang sama
dapat juga dibangun lembaga nir-laba sejenis: misalnya: Indonesian
Institute of Lean Six Sigma, dll.

Referensi:

Vincent Gaspersz (Gramedia, 2007—Sedang dalam proses penerbitan).
Organizational Excellence: Model Strategik Menuju World Class
Enterprise Management. Memperkenalkan Cara-Cara Implementasi Teknik
Manajemen Kelas Dunia:
• Balanced Scorecard
• Customer Service Excellence
• Customer Relationship Management
• 5S/6S, Kaizen Blitz, Lean, Six Sigma
• Lean Six Sigma for Manufacturing and Service
• Lean Six Sigma SCOR (Supply Chain Operations Reference)
• Integration of Blue Ocean Strategy and
• Design for Lean Six Sigma
• Implementation of Integrated Performance Management System in World
Class Manufacturing and Service Companies

Untuk Menghasilkan CASH:
• Customer Loyalty
• Always Improving Value Innovation
• Strategically Managed
• Hard Knowledge-Based Performance Management System

artikel ini ditulis oleh Mr Vincent G

Thanks

No comments: