Monday, October 01, 2007

Hikmah Ramadhan

Derajat Orang yang Berpuasa
Oleh Ahmad Tohari



DARI pengalaman belajar agama Islam sejak kecil kita sudah tahu dan mengerti bahwa puasa Ramadan adalah ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada orang beriman sejak sebelum masa Kanjeng Nabi. Namun kewajiban yang bagi orang awam terasa berat itu dijanjikan imbalan yang lebih. Allah SWT akan memberikan derajat yang tinggi kelak di akhirat bagi mereka yang berpuasa.

Banyak ayat suci maupun hadis Nabi menjelaskan tentang ketinggian derajat orang yang berpuasa di hadapan Allah.

Misalnya, dalam salah satu sabdanya, Allah menegaskan bahwa ibadah puasa yang dilakukan oleh orang beriman adalah milik Allah sendiri dan Dia sendiri pula yang akan menyampaikan pahalanya. Padahal atas ibadah yang lain Allah SWT tidak bersabda demikian. Maka jelas ibadah puasa memang sangat istimewa dan tinggi nilainya. Dengan demikian tinggi pula derajat orang yang mengamalkannya di hadapan sang pencipta.

Pada ayat lain dijelaskan bahwa siapa pun yang berpuasa dengan ikhlas dan semata ingin mendapatkan ridha Ilahi, maka dihapuslah segala dosa yang telah dilakukannya. Pewartaan ini pasti sering dikumandangkan terutama pada bulan suci ini. Namun berapakah banyak orang yang merenungkannya dengan sungguh-sungguh? Bagi mereka yang benar-benar percaya atas adanya alam akhirat di mana manusia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya semasa hidup, warta pengampunan dosa adalah sesuatu yang sangat besar nilainya. Tiada sesuatu yang lebih bernilai daripada warta pengampunan dosa. Sayangnya warta pengampunan ini seakan kurang berkesan di hati manusia, mungkin karena manusia pun kurang berkesan atau kurang menyadari akan dosa-dosa yang telah dilakukannya.

Atau sebenarnya masalah yang ada justru lebih serius, yakni kebanyakan kita percaya kepada hari akhir tanpa kesadaran yang mendalam. Percaya ya percaya namun konsekuensinya kurang terhayati.

Misalnya, kalau kita sungguh percaya atas hari akhir mestilah kita tidak akan berani melakukan dosa sekecil apa pun. Contohnya, tidak akan berani mengambil hak orang lain, hak rakyat sekecil apa pun sebab konsekuensinya berat di akhirat. Selembar uang haram akan tampak seperti api berkobar-kobar di mata orang yang yang yakin betul adanya akhirat.

Maka dia tidak akan berani mengambilnya. Demikian, maka warta pengampunan adalah sesuatu yang lebih berharga daripada dunia seisinya bagi orang yang percaya atas hari akhir. Dan ampunan itu akan berusaha diraihnya di bulan puasa ini. Dia sadar siapa yang berhasil mendapat ampunan Ilahi adalah orang yang sejatinya berderajat tinggi.

Kelak di surga, dalam suatu riwayat, disebutkan para ahli puasa akan mendapat perlakuan utama. Mereka akan masuk ke dalam surga melalui pintu khusus yang hanya bisa dimasuki oleh mereka. Hal ini pun menunjukkan betapa orang yang berpuasa begitu dimuliakan di hadapan Allah Swt. Dan siapa pun yang mengaku beriman akan percaya penuh atas pewartaan yang sangat istimewa itu.

Setelah meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa di akhirat kelak orang-orang yang berpuasa akan mendapat derajat tinggi, bagaimanakah derajat mereka di tengah pergaulan hidup yang nyata di dunia sekarang? Bolehkan umat muslim cukup mengharapkan ketinggian derajat di akhirat dan tidak perlu membangun derajat kemanusiaan atau kepribadian yang utama di dunia?

Ini pertanyaan yang menarik. Dalam kitab suci disebutkan, orang beriman diwajibkan berpuasa agar mereka menjadi orang-orang yang setia kepada Tuhannya. (41)

No comments: