Tuesday, August 28, 2007

Sudut pandang : Karyawan Vs Pengusaha [ soal GAJI ]


Keputusan untuk menaikkan gaji ataupun tunjangan karyawan bukanlah langkah yang lazim diambil perusahaan sebagai sebuah strategi “bertumbuh”.

Sekali keputusan diambil, semenjak itu pula biaya tambahan menjadi “pasti” dan tidak mungkin “turun”, sementara jaminan peningkatan “omzet”, belum tentu terjadi.

Disisi lain, ketidak mampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan kenaikan gaji karyawan akibat pengaruh inflasi beresiko menurunkan kinerja karyawan.

Penurunan kinerja karyawan berarti pula melambatnya laju pertumbuhan usaha atau lebih buruk lagi menjadikan perusahaan semakin uzur dan renta (pinjam syair Ebiet G. Ade).

Apa yang dapat perusahaan dan karyawan lakukan ?

Bersinergilah antara perusahaan dan karyawan secara sehat.

Bagi perusahaan, berfokuslah hanya pada “penyempurnaan” sistem sedang bagi karyawan berfokuslah hanya pada “peningkatan” kompetensi.

Gunakan alat manajemen seperti ISO, Balance Score Card, Kaizen dsb. benar benar sebagai alat peningkatan manajemen, bukan tujuan. Dan karena yang menjalankan sistem adalah karyawan, berdayakan mereka dan jika perlu fasilitasi karyawan agar “mengerti” bahwa kompetensi dan bekerja secara team adalah kepentingan pribadi mereka. Dengan demikian perusahaan berpotensi terus tumbuh dan mampu mensejahterakan karyawannya dan yang terpenting tentunya “profit” perusahaan berpotensi meningkat.

Demikian halnya dengan karyawan…. Jadikan perusahaan sebagai sarana peningkatan kompetensi. Kalaupun perusahaan diuntungkan dengan kontribusi Anda, itu merupakan konsekwensi logis karena Anda bekerja di perusahaan tersebut. Kalaupun sistem perusahaan sedemikian buruk sehingga kompetensi Anda tidak dihargai, maka penuhi rancangan karir Anda yaitu hanya bekerja di perusahaan yang menghargai kompetensi Anda.

Dengan demikian “harga diri” (dan pendapatan ? ) Anda akan semakin meningkat dan diperhitungkan.

No comments: